Sebut 3 Solusi Ekonomi, Kubu Prabowo: Kurangi Impor Baja Cina

Kamis, 24 Januari 2019 12:21 WIB

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto melakukan tos dengan pasangan cawapresnya Sandiaga Uno saat jeda Debat Pertama Capres dan Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerindra pengusung calon presiden nomor 02 Prabowo Subianto mengusulkan tiga solusi jangka pendek untuk memperbaiki ekonomi di masa mendatang. Salah satunya adalah mengurangi impor komoditas besar.

Baca: Stop Impor, Tim Prabowo: Masyarakat Harus Dibiasakan Hidup Keras

Pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memprediksi kondisi ekonomi Indonesia akan semakin memburuk. "Pelemahan nilai tukar rupiah akan terus terjadi, sumber-sumber ekonomi di pasar juga cenderung memburuk," seperti dikutip dari cuitan Partai Gerindra @Gerindra melalui akun resminya di media sosial Twitter, Rabu, 23 Januari 2019.

Sedikitnya ada tiga solusi jangka pendek yang ditawarkan kubu Prabowo Sandiaga. Ketiga solusi itu adalah mengurangi impor komoditas besar, menaikkan pajak impor mobil dan mewajibkan hasil ekspor masuk ke dalam sistem perbankan.

Khusus soal impor komoditas besar yang dimaksud adalah 10 komoditas yang paling banyak diimpor selama ini. "Yang dimaksud dengan komoditas besar di sini adalah kuantitas impor yang mencapai 67 persen dari keseluruhan impor Indonesia," kata Partai Gerindra.

Advertising
Advertising

Salah satu komoditas impor yang harus segera dikurangi, menurut Partai Gerindra, adalah produk baja dari Cina. "Saat ini Pemerintah terlalu banyak mengimpor baja dari China dan dijual dengan harga yang sangat murah."

Pasalnya, akibat kebijakan Pemerintah tersebut, PT Krakatau Steel Tbk. sebagai BUMN penghasil baja mengalami kerugian karena tidak mampu bersaing dengan produk baja dari Cina. Prabowo dan Sandiaga juga ingin menerapkan kebijakan antidumping sebesar 25 persen terhadap produk baja dan turunannya.

Seperti diketahui dumping merupakan praktik menjual barang di pasar luar negeri dengan harga yg lebih rendah dari harga di pasar dalam negeri. "Dengan seperti itu otomatis baja impor akan turun, impor kita akan turun 5 miliar dollar," ujar Partai Gerindra. Dengan begitu, pemerintah tak hanya fokus dengan yang komoditas impor yang nilainya kecil seperti cuma bedak, lipstik, dan tasbih.

Solusi kedua adalah dengan mengurangi impor produk kendaraan bermotor, khususnya mobil, yang dinilai sudah terlalu banyak. "Pengurangan impor dapat kita lakukan dengan cara menaikkan pajak pembelian dan pajak impor," kata Partai Gerindra.

<!--more-->

Sedangkan untuk solusi yang ketiga, Prabowo dan Sandiaga akan mewajibkan hasil ekspor masuk ke dalam sistem perbankan dalam negeri. "Saat ini hanya 20% hasil ekspor yg disimpan di dalam negeri. Sisanya, para pengekspor menyimpanya di luar negeri," ucap Partai Gerindra.

Adapun aturan mainnya, menurut Partai Gerindra, bisa dengan kewajiban menyimpan devisa hasil ekspor di bank di dalam negeri. "Kecuali ada underline transaction. Kita tidak melarang ini uang mereka, silakan. Tetapi masukkan dulu ke dalam sistem. Otomatis nanti cadangan devisa kita membaik, kurs lebih stabil."

Sebelumnya PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melaporkan hingga kuartal III tahun 2018 perusahaan merugi sampai US$ 37 juta. Ia menjelaskan perusahaan telah merugi selama 6 tahun belakangan.

Direktur Logistik dan Pengembangan Usaha Krakatau Steel, Ogi Rulino, khawatir Indonesia dibanjiri baja paduan impor dari Cina akibat pengenaan bea masuk baja dan aluminium oleh Amerika Serikat. Kebijakan AS itu dikhawatirkan membuat Cina mengalihkan produk baja paduan ke Asia terutama Indonesia sebagai pasar pengganti AS.

"Yang kami takutkan ketika Cina mengekspor baja paduan ke Indonesia yang seharusnya pakai bea masuk, tapi tidak mereka bayar," katanya dalam jumpa pers seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Rabu, 18 April 2018.

Desakan untuk mengurangi impor oleh kubu Prabowo sebelumnya sudah pernah ditanggapi oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. Ia menjelaskan sebatulnya ada peluang Indonesia bertahan tanpa impor. "Sebenarnya kan sudah ada kebijakan tingkat kandungan dalam negeri. Itu harus ditingkatkan," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin, 5 November 2018.

Baca: Prabowo Sebut RI Tak Perlu Impor Pangan, Apa Kata JK?

Terkait usul kubu Prabowo itu, Suhariyanto menyebut akan sangat baik apabila industri dalam negeri banyak menggunakan bahan-bahan dari produksi lokal. Sebab, penggunaan produk lokal tentu akan menaikkan nilai tambah produk lokal.

Berita terkait

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

59 menit lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

Aboe Bakar mengatakan PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode atau 10 tahun berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

2 jam lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

3 jam lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

3 jam lalu

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

Partai Gelora meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

4 jam lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

4 jam lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

5 jam lalu

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Soal PKS berada di luar atau dalam pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan respons berbeda dari internal PKS.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

5 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

5 jam lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya