Tekan Defisit Neraca Perdagangan, Pemerintah Disarankan Bangun Kilang

Kamis, 17 Januari 2019 14:08 WIB

Anggota Dewan Energi Nasional Andang Bachtiar (paling kiri), Abadi Poernomo (dua dari kanan), dan Rinaldy Dalimi (paling kanan) memberikan keterangan pers terkait energi baru terbarukan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, 4 Agustus 2017. Tempo/Angelina Anjar Sawitri

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Asosiasi Daerah Penghasil Migas, Andang Bachtiar menyarankan pemerintah segera membangun kilang minyak untuk menekan defisit neraca perdagangan.

Baca juga: Mengerem Laju Defisit Neraca Perdagangan

"Makanya salah satu usulan kami di sini kilang jadikan seperti infrastruktur jalan tol, jembatan, pelabuhan. Pemerintah yang bangun sehingga Indonesia bisa terlepas terhadap ketergantungan impor BBM," kata Andang dalam acara Outlook Energi dan Pertambangan I2019 di Cikini, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat neraca perdagangan sepanjang 2018 mengalami defisit mencapai US$ 8,57 miliar atau setara Rp 128,5 triliun dengan kurs dollar Amerika Serikat Rp 15 ribu. Defisit tersebut merupakan yang terburuk sejak 1975.

Menurut Andang, pemerintah sudah memiliki rencana membangun kilang dengan swasta. Namun hingga saat ini belum terealisasi.

Andang mengatakan rencana pembangunan kilang ini harus terus didorong. Salah satunya menggunakan duit negara. "Nanti penyertaan modal ke Pertamina Setelah itu jalan. Harus jalan kalau perlu drastis, dengan pemerintah yang bangun," ujar dia. "Pemerintah harus drastis saja, siapapun pemerintah kalau paradigma masih ada membisniskan kilang, selesai, kita masih tergantung Singapura."

Menurut Andang, pembangunan kilang sama manfaatnya seperti membangun infrastruktur, macam jalan Trans Papua. "Kalau berani bangun Trans Papua, berani bangun ini itu, jembatan, sama ini juga lebih manfaat lagi efeknya bagi negara sehingga kita tidak defisit neraca transaksi berjalan," ujar dia. "Ini bisa dilakukan asalkan pemerintah yang bayarin."

Andang melihat pembangunan kilang baru masih nihil. Sedangkan peningkatan kapasitas kilang lama, serta pembangunan jaringan gas belum menunjukkan kemajuan berarti selama empat tahun terakhir. Implementasi Refinery Development Master Plan (RDMP) berupa pengembangan kapasitas kilang Cilacap, Plaju, Balongan, Dumai, dan Balikpapan dengan nilai investasi Rp. 246 triliun, berjalan sangat lambat.

"Keseluruhan program RDMP sepertinya tidak akan selesai pada 2022. Stagnasi pembangunan kilang baru dan keterlambatan RDMP mengancam keamanan pasokan energi," kata dia.

Baca berita neraca perdagangan lainnya di Tempo.co

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

7 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

11 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

17 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Volodymyr Zelensky Berhenti Menyerang Kilang Minyak Rusia

29 hari lalu

Gedung Putih Minta Volodymyr Zelensky Berhenti Menyerang Kilang Minyak Rusia

Volodymyr Zelensky membenarkan laporan media kalau Gedung Putih mendesaknya agar berhenti menyerang infrastruktur Rusia

Baca Selengkapnya

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

44 hari lalu

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kilang Pertamina Balikpapan Genjot Produksi 360 Ribu Barel per Hari

52 hari lalu

Kilang Pertamina Balikpapan Genjot Produksi 360 Ribu Barel per Hari

Proyek TA Revamp diperkirakan berlangsung selama 58 hari. Progres pekerjaan telah 50 persen.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

59 hari lalu

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi peringatan Bank Dunia soal program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya