OJK : Rasio NPL 2019 Diharapkan di Bawah 2 Persen
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Martha Warta Silaban
Sabtu, 12 Januari 2019 11:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mematok pertumbuhan kredit mencapai 13 persen plus minus 1 persen pada 2019. Sedangkan, rasio non performing loan atau NPL mencapai 2,2 persen secara gross di akhir tahun 2019.
BACA: 5 Kebijakan Strategis OJK Genjot Sektor Keuangan Nasional di 2019
"Tapi mudah-mudahan NPL bisa berada di bawah 2 persen," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat berpidato dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2019 di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Jumat, 11 Januari 2019.
Adapun OJK mencatat pertumbuhan kredit pada 2018 mencapai 12,88 persen. Angka itu terdiri dari kredit domestik yang mencapai 12 persen, kredit luar negeri 35,5 persen. Adapun angka NPL tercatat berapa pada angka 2,37 persen secara gross, dan 1,14 persen secara nett. Angka ini tercatat berada cukup jauh batasan yang telah ditarget oleh OJK sebesar 2,5 persen.
BACA: OJK Targetkan Kredit Perbankan 2019 Tumbuh 14 Persen
Wimboh melanjutkan untuk Dana Pihak Ketiga atau DPK, OJK menargetkan pertumbuhan pada kisaran 8-10 persen. Optimisme ini juga sejalan dengan sejumlah Rencana Bisnis Bank 2019 yang juga menargetkan ekspansi kredit dan Dana Pihak Ketiga masing-masing sebesar 12,06 persen dan 11,49 persen.
Sementara itu, di Industri Keuangan Non Bank, kata OJK pertumbuhan aset asuransi jiwa diperkirakan bakal tumbuh dikisaran 10-13 persen. Adapun asuransi umum diperkirakan tumbuh sebesar 14-17 persen.
Kemudian, aset perusahaan pembiayaan diprediksi tumbuh 8-11 persen. Sedangkan, aset dana pensiun diperkirakan tumbuh moderat, sekitar 7-9 persen untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja dan sekitar 13-16 persen untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Karena itu, kata Wimboh, OJK optimistis dengan tren perbaikan perekonomian yang diperkirakan tumbuh 5,3 persen dengan inflasi yang terjaga relatif rendah di level 3,5 persen. "Diharapkan juga kinerja sektor jasa keuangan yang positif akan terus berlangsung," kata Wimboh.