Dirgantara Indonesia Bikin Gun Ship untuk Bantu Susi Pudjiastuti?

Rabu, 9 Januari 2019 22:57 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti saat mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Senin 17 Desember 2018. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia tengah mengembangkan Gun Ship, salah satunya untuk membantu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Baca juga: Kemenhan Pesan Helikopter Buatan PT Dirgantara Indonesia

“Kita sebut namanya FTB, atau flying test bed. Harapannya dalam waktu dekat kita bisa terbangkan pesawatnya. Dari situ kita masuk ke development, memasang ‘gun’ (senjata). ‘Gun’ ini udah dicoba, di tes tersendiri. Kita akan coba integrasikan dengan pesawatnya,” kata Direktur Produksi, PT Dirgantara Indonesia, Arie Wibowo di Bandung, Rabu, 9 Januari 2019.

Arie mengatakan, “Gun-Ship” tersebut rencananya menjadi salah satu varian dari pengembangan pesawat CN-235. Pesawat tersebut akan dipasangi “gun”, senjata mesin otomatis untuk menembak sasaran. “Ini sebetulnya untuk membantu Ibu Susi, Menteri Kelautan untuk meregulasi kelautan. Sebenarnya bukan untuk perang, tapi untuk nakutin nelayan yang bandel,” kata dia.

Menurut Arie, pesawat CN-235 tersebut akan dipasang “gun. “Kita akan coba beberapa alternatif, ada yang ‘side mounted’ dan ‘up mounted’, ini kan masih development. Setelah punya desain itu kita akan panggil end user seperti TNI AL, AU, dan AD, mana yang lebih preferable bagi mereka untuk Indonesia,” kata dia.

Senjata untuk keperluan membangun Gun Ship itu diperoleh PT DI dari hibah TNI. Arie Wibowo tidak merinci kaliber senjata tersebut. “Senjatanya dapat hibah dari tentara,” kata dia.

Arie mengatakan, Gun Ship ini dirancang punya tipe operasi khusus menyerang dengan memutari objek sasarnya. “Tipe dari operasinya adalah mengitari target, kemudian ditembak targetnya secara radial (memutari). Itu modus operasinya. Jadi kita deteksi target, kita kitari, dan kita tembak. Tembak itu tidak harus ke kapalnya, tapi bisa ke air untuk nakut-nakutin sebetulnya,” kata dia.

Arie mengatakan, untuk mengusung misi tersebut, pesawat CN-235 dirancang harus bisa tebang rendah di atas permukaan air. “Harua terbang rendah, harus di atas (ketinggian) 500 meter supaya efektif ‘Gun’-nya. Kalau terlalu tinggi, targetnya terlalu lebar,” kata dia.

Menurut Arie, desain pesawat CN-235 yang disiapkan menjadi Gun Ship itu sudah dirancang memiliki kemampuan terbang rendah. “Performance pesawat ini sudah bisa terbang ‘low-flight-terrain’. Sekarang tinggal ditambah ‘Gun’. Ini tentunya akan ada impact pada pesawat itu sendiri, karena ‘recoiling’ pada ‘Gun’ saat menembak itu harus kita redam di pesawat supaya jangan kalau dia lagi terbang dan nembak, pesawatnya gak goyang disko,” kata dia.

Arie mengatakan, pesawat CN-235 yang menjadi FTB dari Gun Ship ini dijadwalkan akan mulai uji terbang perdana pada Maret 2019 ini. “Maret akan terbang tanpa ‘Gun’. Kemudian kita akan modifikasi untuk masukin ‘Gun’,” kata dia. “Harapan saya, pertengahan tahun ini kita sudah ada pengujian.”

Arie mengatakan, PT DI sudah pernah mengembangkan pesawat CN-235 dengan tipe senjata yang dipasang berupa rudal, serta peluncur roket. Saat ini misalnya, PT DI tengah mencoba memenangkan tender pengadaan pesawat untuk Royal Thai Navy untuk jenis pesawat dengan kemampuan mengusung roket.

“Kita lagi coba mendevelop itu sendiri. Kita pernah coba itu dengan Turki dengan program Maltom. Tapi itu program Turki untuk Turi Navi, untuk membuat pesawat serupa dengan CN-235 untuk membawa rudal, bukan nuklir, dan ‘rocket launcher’,” kata dia.

Arie mengatakan, PT DI sengaja mengembangkan CN-235 dengan penambahan fitur-fitur khusus yang baru untuk memperluas pasarnya. “Sebetulnya CN-235 ini spesifik produk. Jadi kita coba cari varian-varian yang kecil, fitur-fitur kecil, yang bisa memberikan ‘added-value’ supaya produknya tetap laku. Kalau dia dibuat komersial gak bisa,” kata dia.

Arie mengaku, pengembangan Gun Ship tersebut menggunakan dana PT DI. “Tidak mahal karena dikerjakan sendiri semua,” kata dia. “Kita pernah dapat PMN (penyertaan modal negara) sekitar Rp 400 miliar, itu yang kita gunakan. Tidak hanya untuk Gun Ship tapi juga untuk yang lain-lain.”

Baca berita lain soal Susi Pudjiastuti dan Dirgantara Indonesia di Tempo.co

Berita terkait

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

1 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Pramugari dan Pilot Tidur saat Penerbangan Jarak Jauh?

2 hari lalu

Bagaimana Pramugari dan Pilot Tidur saat Penerbangan Jarak Jauh?

Penerbangan jarak jauh butuh awak kabin yang lebih banyak karena pramugari dan pilot punya waktu istirahat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

2 hari lalu

Alasan Mengapa Pesawat Komersial Terbang di Ketinggian 35.000 Kaki

Ketinggian jelajah pesawat komersial biasanya berkisar antara 30.000 dan 42.000 kaki. Perbedaan itu tergantung jenis pesawat dan arah penerbangan.

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

3 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

3 hari lalu

8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

Pramugari dan pakar perjalanan berbagi cara mencegah jet lag setelah penerbangan jarak jauh, dari mengatur waktu sampai jalan-jalan sore hari.

Baca Selengkapnya

KSAU Sebut TNI AU Akan Miliki Pesawat Nirawak Berteknologi Satelit

4 hari lalu

KSAU Sebut TNI AU Akan Miliki Pesawat Nirawak Berteknologi Satelit

KSAU Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alutsista nasional

Baca Selengkapnya

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

5 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Usai Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Beroperasi Siang Ini

5 hari lalu

Usai Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Kembali Beroperasi Siang Ini

Bandara Sam Ratulangi Manado dipastikan bisa beroperasi kembali hari ini, Senin, 22 April 2024 setelah beberapa hari ditutup sementara akibat sebaran abu vulkanik hasil erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya