2019, Kontribusi Kilang LNG Badak terhadap PDB Bakal Stagnan

Senin, 31 Desember 2018 10:14 WIB

Areal kilang PT. Badak LNG (Liquid Natural Gas) di Bontang, Kalimantan Timur. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Lembaga Aset Manajemen Negara (LMAN) Rahayu Puspasari memproyeksikan kontribusi kilang gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) Badak, Bontang, Kalimantan Timur terhadap PNBP tahun depan bakal cenderung stagnan, bahkan menurun. Direktur Utama Lembaga Aset Manajemen Negara (LMAN) Rahayu Puspasari memproyeksikan kontribusi kilang gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) Badak, Bontang, Kalimantan Timur tahun depan bakal cenderung stagnan, bahkan menurun.

Baca: Investasi LNG, Tokyo Gas Incar Wilayah Sulawesi

"Kemungkinan sama (stagnan) atau menurun tergantung reserve, tergantung nanti pengapalan (LNG)," kata Rahayu, Jumat pekan lalu, 28 Desember 2018. "Kalau reserve itu cadangan dari bumi. Kalau dari bawah enggak ada lagi ya enggak bisa."

Oleh karena itu pemerintah tengah berupaya mengoptimalkan aset negara, salah satunya kilang. Adapun kontribusi bagi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari kilang tersebut senilai Rp 876 miliar hingga pertengahan Desember 2018.

Pada akhir tahun lalu, Badan Layanan Umum yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ini telah menandatangani perjanjian pengoperasian pemanfaatan dan optimalisasi aset kilang dengan PT Badak NGL. Adapun skema ya g diterapkan adalah toll fee.

Advertising
Advertising

Namun dalam perjalanannya, Kementerian Keuangan menunjuk PT Pertamina (persero) sebagai mitra pengelola kilang LNG Badak melalui surat S-598/MK.6/2018 pada 20 Desember lalu, tentang pengelolaan aktiva kilang tersebut.

Rahayu menuturkan penunjukan operator aktiva kilang LNG Badak sebagai bentuk sharing risiko dalam bentuk pengelolaan aktiva kilang. Dengan begitu, risiko yang timbul dari kegiatan pemrosesan gas jadi LNG atau LPG di kilang Badak LNG tidak dibebankan kepada negara saja selaku pemilik aset.

"Kalau terjadi sesuatu, harus ada pihak yang bertanggung jawab terhadap atas operasionalisasi atau liability yang ada di sana," kata Rahayu.

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menuturkan penunjukan tersebut juga merupakan upaya pemerintah untuk mencari solusi dalam mempertahankan operasi kilang Badak LNG. Ia berharap penunjukan tersebut bisa menjamin kesinambungan dan ketersediaan energi nasional dengan tetap memenuhi ketentuan pengelolaan barang milik negara (BMN).

"Dalam menjamin ketahanan energi nasional, kami tetap harus bersinergi dan bekerja sama dalam menjaga stabilitas pengoperasian kilang tersebut," kata Mardiasmo.

Kilang Badak LNG sudah bukan lagi aset milik Pertamina sesuai amanat Undang-Undang No.22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, yang mana ada perubahan status Pertamina dari perusahaan negara (PN) menjadi perseroan terbatas (PT). Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.92 tahun 2008 Kilang LNG Badak ditetapkan menjadi Barang Milik Negara (BMN) yang kemudian saat ini dimiliki oleh pemerintah di bawah Kemenkeu yang pengelolaannya dilakukan oleh LMAN.

Mardiasmo menuturkan ada perubahan skema dalam pengelolaan aset negara itu. DJKN lewat LMAN dan PT Pertamina (Persero) menandatangani perjanjian kerja sama pengoperasian dan pemanfaatan kilang aset kilang Badak LNG. Adapun skemanya, Pertamina ditunjuk sebagai mitra pengelola BMN, PT Badak NGL selaku operator kilang, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebagai produsen gas.

Sebagai mitra pengelola, Pertamina juga akan memperluas bisnis di kilang LNG Badak tidak hanya pemrosesan LNG. Hal tersebut dilakukan untuk optimalisasi kilang lantaran produksi gas alam yang diprediksi akan menurun.

Baca: Tak Hanya LNG, Arcandra Tahar Minta Gas Diolah Sampai Petrokimia

Untuk mengelola dan mengutilisasi aset tersebut, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan perluasan bisnis di antaranya mencakup hub LNG, LPG transhipment, dan pusat pelatihan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan (K3L/HSSE). "Dengan penunjukan ini kami berharap bisa memaksimalkan pendapatan bagi negara," kata dia.

Berita terkait

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

4 jam lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

1 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

1 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

2 hari lalu

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

Walhi menuntut Jepang untuk menghentikan pendanaan publik negara tersebut untuk proyek gas dan LNG (Liquefied Natural Gas). Pasalnya, Walhi menilai proyek itu berdampak buruk pada lingkungan dan melanggar hak asasi manusia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

4 hari lalu

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

25 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Mendesain Kontainer 40 Kaki untuk Kapal Mini LNG

27 hari lalu

Peneliti BRIN Mendesain Kontainer 40 Kaki untuk Kapal Mini LNG

Peneliti BRIN melakukan riset untuk mengembangkan kontainer ISO LNG untuk kapal pengangkut LNG mini.

Baca Selengkapnya