Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi melihat foto-foto pameran foto bertajuk "Cerita Perjalanan Kopi Nusantara" di pintu 3-4 keberangkatan internasional Bandara Ngurah Rai, Bali, Senin, 8 Oktober 2018. Pameran menyajikan foto-foto bertema kopi dan infografik perjalanan komoditas ini mulai pembibitan hingga cangkir penikmatnya. TEMPO/Rully Kesuma
Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) kembali mendapatkan pendanaan berupa pinjaman dari bank dan lembaga keuangan non-bank dengan nilai keseluruhan Rp 5 triliun. Pendanaan kali ini bersumber dari PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk., PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI), dan PT BRI Syariah, Tbk.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan mengatakan pendanaan tersebut akan digunakan untuk pengembangan bandara yang dikelola Angkasa Pura I. “Tahun ini kita melakukan proses pendanaan eksternal sebesar Rp 5 triliun untuk membiayai realisasi capital expenditure (capex) di tahun 2018 dan sebagian di tahun 2019," kata dia dalam keterangan yang diterima Tempo, Selasa, 18 Desember 2018.
Faik mengatakan, AP I membutuhkan pendanaan dengan total Rp 17,53 triliun pada 2019. Selain pendanaan Rp 5 triliun itu, sisanya akan didapatkan dari penerbitan obligasi dan pinjaman lembaga keuangan lainnya.
Ia menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir, bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura I mengalami peningkatan traffic yang sangat tinggi. Sedangkan bandara yang ada saat ini masih memiliki kapasitas yang terbatas.
"Dengan pendanaan itu kami harap adanya peningkatan kinerja bisnis, meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan pengguna jasa di bandara yang kami kelola,” tutur dia.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan dalam kerja sama ini, Bank BTN memberikan fasilitas pembiayaan (non-revolving loan) kepada Angkasa Pura untuk aktivitas usaha, pengembangan bandara, dan investasi rutin. "Komitmen Bank BTN untuk terus mendukung pembangunan infrastruktur," kata dia.