Ketiga Kali, Sri Mulyani Minta BPKP Audit Sistem BPJS Kesehatan

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 12 Desember 2018 08:55 WIB

Suasana ruang tunggu pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tipe D Kebayoran Lama, Jakarta Selatan tampak normal dan tak ada antrean menular meski harus melayani tambahan rujukan dari Puskesmas setelah terbitnya Berdasarkan Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Tahun 2018 soal rujukan berjenjang. Rabu, 3 Oktober 2018. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali meminta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Ada 5,4 Juta Peserta Ganda BPJS Kesehatan

“Kami sepakat akan meminta BPKP mengaudit sistem dan pelayanan (BPJS Kesehatan dan rumah sakit). Kami harapkan pada pertengahan Januari (2019 rampung),” katanya dalam rapat dengar pendapat di Komisi IX, DPR RI, Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018.

Dalam audit yang ketiga kalinya ini, Kemenkeu meminta BPKP mengaudit sistem lembaga itu. Nantinya, audit ini akan menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelesaikan defisit lembaga tersebut.

Sebagai catatan, sebelum menyuntikkan dana talangan ke BPJS, pemerintah dua kali meminta BPKP mengaudit penyelenggara jaminan sosial itu. Pada tahap pertama, berdasarkan audit BPKP, defisit BPJS Kesehatan senilai Rp 10,98 triliun.

Setelah itu, pemerintah menggelontorkan dana senilai Rp4,9 triliun untuk BPJS Kesehatan.

Pada tahap kedua, pemerintah kembali meminta audit BPKP. Hasilnya, BPKP menemukan defisit BPJS Kesehatan senilai Rp 6,12 triliun dan pemerintah pun mengucurkan dana talangan senilai Rp 5,2 triliun.

Pada akhir tahun ini, Kemenkeu meminta BPKP mengaudit sistem BPJS Kesehatan secara menyeluruh. Audit ini ditargetkan rampung pada awal 2019. Sri menuturkan, melalui surat bernomor S-966/MK.02/2018 tertanggal 10 Desember 2018, pihaknya meminta BPKP untuk melakukan audit dengan tujuan tertentu atas aset dana jaminan sosial.

Sri Mulyani beralasan audit sistem diperlukan untuk melihat lebih dalam persoalan BPJS Kesehatan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah klaim RS pada masa lalu.

BPJS Kesehatan disebut masih memiliki klaim rumah sakit pada 2016. Hal ini dinilai sebagai warisan dari masa lalu, sehingga harus segera dibenahi. “Semakin kami gali, buat kami semakin tidak masuk akal,” tuturnya.

Oleh sebab itu, audit kali ini akan meninjau sistem dan pelayanan BPJS Kesehatan dan seluruh fasilitas kesehatan mitra. Kemenkeu juga meminta BPKP untuk mengaudit 2.400 RS mitra BPJS Kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Di samping itu, BPKP akan menganalisis realisasi penerimaan, realisasi pengeluaran, dan posisi surplus atau defisit arus kas dana jaminan sosial kesehatan. Termasuk di dalamnya posisi saldo utang Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan dan hasil capaian bauran kebijakan. “Saya ingin tahu seperti apa (persoalannya),” kata Sri Mulyani.

Sementara itu, Kepala BPKP Ardan Ardiperdana menggarisbawahi hasil audit tahap pertama dan kedua merupakan berbasis proyeksi, sehingga angkanya merupakan angka asumsi. Di audit ketiga ini, BPKP akan mengaudit realisasi kinerja BPJS Kesehatan sepanjang 2018.

“Realisasinya bagaimana? Di situ akan dilihat secara realisasi apa yang masih terhutang. Sebab kalau audit proyeksi kan hitungan asumsi, bukan berdasarkan invoice rumah sakit,” kata Ardan di sela-sela rapat dengar pendapat.

Adapun untuk RS mitra BPJS Kesehatan, BPKP akan meninjau beberapa hal. Misalnya, melihat benar atau tidaknya tagihan rumah sakit, berapa biaya pelayanan per bulan, berapa yang dibuatkan invoice, berapa invoice yang diverifikasi oleh BPJS Kesehatan, berapa tagihan yang memenuhi syarat untuk dibayar, berapa yang betul-betul dibayar, dan berapa yang tidak memenuhi persyaratan.

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

5 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

9 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

12 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

22 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya