Pesan Sri Mulyani ke Pejabat Daerah: Jangan Hisap Hak Masyarakat

Senin, 10 Desember 2018 12:58 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbicara dengan petugas saat mengecek persiapan Asian Games 2018 di Terminal 3 Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang, Senin, 13 Agustus 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti seluruh pejabat daerah di Indonesia agar memanfaatkan semua anggaran daerah sepenuhnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Peringatan ini disampaikan Sri Mulyani seiring dengan meningkatnya dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah di tahun depan.

Baca: Sri Mulyani Sebut Ada 5,4 Juta Peserta Ganda BPJS Kesehatan

"Jangan menghisap, jangan mengambil, dan jangan mengurangi hak masyarakat. Itu seperti Anda memakan telur Anda sendiri," kata Sri Mulyani saat memberi sambutan kepada ratusan pejabat daerah dalam acara Sosialisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin, 10 Desember 2018.

Pemerintah daerah, kata Sri Mulyani, harus bisa mengembangkan masyarakat dengan menyediakan lapangan pekerjaan, menurunkan kemiskinan, dan mengatasi persoalan kesehatan seperti stunting. Sri meminta pejabat daerah meyakinkan diri mereka sendiri bahwa apabila masyarakat semakin makmur dan sejahtera, maka pejabat ataupun aparatur sipil negara juga pasti akan kuat.

Untuk diketahui, di tahun 2019 pemerintah pusat bakal mengalokasikan dana transfer ke daerah dan dana desa yang lebih besar yaitu mencapai Rp 826,8 triliun, meningkat dari tahun ini yang hanya Rp 763,6 triliun. Dari angka Rp 826,8 triliun ini, Rp 756,8 triliun merupakan transfer ke daerah yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan yang lainnya. Sementara Rp 70 triliun merupakan dana desa.

Advertising
Advertising

Di satu sisi, penyaluran dana dari pusat ke daerah memang meningkat. Tapi di sisi lain, Sri Mulyani menyayangkan masih banyaknya kepala daerah yang kemudian memotong anggaran yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat. Sebagai contoh, ada proyek yang seharusnya dibangun dengan anggaran tersedia yaitu Rp 20 miliar, tapi ternyata hanya dialokasikan Rp 16 miliar.

Akibatnya, banyak kepala daerah yang harus berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dulu, kata Sri, 10 kepala daerah yang ditangkap KPK dan ada yang menilai hal itu karena kesialan saja. Tapi saat ini, jumlahnya melonjak menjadi 111 kepala daerah. "Itu berarti nuraninya sudah mati, pikirannya sedari awal sudah tidak memikirkan masyarakat," kata Sri Mulyani.

Baca: Sri Mulyani Minta Utang BUMN Rp 5.271 T Dilihat Secara Utuh

Kalaupun tidak dikorupsi, Sri Mulyani juga melihat banyaknya pemborosan anggaran di daerah hingga pengalokasian yang tidak sesuai prioritas dan kepentingan masyarakat. Kondisi ini dinilai sangat menyakitkan. "Padahal, kami mengumpulkan dana dari masyarakat untuk dikembalikan ke masyarakat itu kembali."

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

12 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

15 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya