Ini Proses Aksi Intervensi BI Menahan Pelemahan Rupiah

Jumat, 7 Desember 2018 19:53 WIB

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di gedung MPR/DPR/DPP, Jakarta, 3 Maret 2014. Dok.TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan belakangan ini terjadinya risk-off dan aksi flight to quality di pasar keuangan global yang membuat rupiah sempat melemah ke Rp 14.550 per dolar Amerika Serikat.

BACA: Bank Indonesia: Pelemahan Rupiah karena Sentimen Global

Namun, kata Nanang, dengan aktifnya Bank Indonesia melakukan intervensi dalam bentuk transaksi Non-Deliverable Forward (DNDF) sepanjang sesi perdagangan, Rupiah ditutup menguat Rp 50 atau 0,32 di angka Rp 14.465. Penguatan itu, jika dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya yang Rp 14.515.

"Risk off di pasar keuangan global terutama dipicu kekhawatiran pasar terhadap kembali meningkatnya tensi sengketa dagang menyusul ditangkapnya CFO Huawei Techologies, Wanzhou Meng di Canada yang akan diekstradisi ke AS," kata Nanang melalui aplikasi Whatsapp, Jumat, 7 Desember 2018.

Kekhawatiran pasar tersebut, kata Nanang telah mendorong pelemahan indeks saham global. Sementara yield UST berlanjut turun hingga ke 2,83 persen, level terendah sejak Sep 2018 karena meningkatnya ekspektasi pasar terhadap perlambatan ekonomi AS menyusul rilis data ekonomi AS yang melemah.

Nanang mengatakan kurva imbal hasil (yield curve) di pasar oabligasi AS cenderung inverted, bahkan spread yield obligasi dua dan lima tahun sudah negative

Menurut Nanang beberapa data ekonomi AS yang dirilis mengindikasikan ekonomi AS tidak sesolid sekitar tiga bulan sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja di bawah ekspektasi, defisit perdagangan melebar (terbesar dalam 10 tahun terakhir), pesanan pabrikan melambat. "Probabilitas kenaikan suku bunga Fed Fund Rate di Desember 2018 menurun dari 80 persen menjadi 69 persen," kata Nanang.

Lebih lanjut Nanang mengatakan risk-off di pasar keuangan global tersebut atau fear of recession memicu melonjaknya kurs NDF-IDR di pasar New York hingga rupiah di level Rp 14.680.

"Sejak pembukaan pasar hingga penutupan, Bank Indonesia melakukan intervensi transaksi DNDF dan berhasil menurunkan kurs DNDF yang kemudian diikuti oleh menurunnya kurs NDF di pasar luar negeri dan kurs spot di dalam negeri," ujar Dia.

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

21 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

23 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya