Sri Mulyani Sebut Ekspor Tahun Depan Bakal Banyak Tantangan

Kamis, 6 Desember 2018 15:02 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan saat menghadiri Remark Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) - LPEI Cocktail pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di The Laguna Resort, Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan

TEMPO.CO, Bali - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa ekspor Indonesia tahun depan bakal menghadapi sejumlah tantangan besar. "Tekanan ekspor akan cukup nyata dan perlu diwaspdai," kata Sri Mulyani dalam diskusi di Nusa Dua, Bali, Kamis 6 Desember 2018.

Baca: Sri Mulyani Terbitkan Aturan Baru Soal Tarif Ekspor CPO Nol

Berbagai kondisi ekternal, kata Sri Mulyani, diprediksi akan terus berlanjut seperti penurunan harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan penyesuaian oleh Cina yang membuat permintaan batu bara menurun. Imbas secara langsung akan dirasakan oleh pendapatan negara dari sektor sumber daya alam yang diprediksi bakal ikut tergerus.

Dari data Kemenkeu, realisasi pendapatan sumber daya alam non-migas hingga November 2018 telah mencapai Rp 45 triliun atau 100,8 persen dari asumsi di APBN yang sebesar Rp 44,7. Tapi relalisasi tahun sebelumnya lebih baik lagi yaitu sekitar 106 persen, dari asumsi APBN-P 2018 sebesar Rp 41 triliun, dan nilai realisasi per November 2017 sebesar Rp 43,5 triliun.

Sementara secara pertumbuhan, pendapatan sumber daya alam non-migas tahun ini baru 3,6 persen, dibandingkan tahun lalu yang mencapai 25,8 persen. pertumbuhan yang lebih kecil ini juga terjadi di pendapatan migas dari 97,9 persen di November 2017 menjadi hanya 72,9 persen di November 2018.

Berkaitan dengan situasi ini, Kemenkeu pada Rabu, 5 November 2018, telah resmi mengumumkan pembebasan pungutan ekspor CPO. Pembebasan pungutan ini dilakukan lantaran harga CPO ditingkat internasional yang terus mengalamai depresiasi hingga di bawah angka US$ 500 per ton. Ini juga merupakan salah satu upaya Kemenkeu menggenjot ekspor CPO.

Advertising
Advertising

Dengan skema yang baru ini, maka pungutan akan disesuaikan dengan pergerakan harga CPO di dunia. Jika harga di bawah US$ 570 per ton, maka tidak ada pungutan apapun. Jika harganya naik di rentang US$ 570 hingga US$ 690 per ton, maka akan ada pungutan US$ 25 per ton. Jika melebihi US$ 690 per ton, maka pungutan kembali normal di angka US$ 50 per ton.

Cara seperti ini, kata Sri Mulyani, akan terus ditempuh pemerintah untuk memperbesar daya dongkrak APBN 2019 nantinya. Sebab, defisit APBN 2019 bakal ditekan menjadi hanya 1,84 persen. Namun, ujar Sri Mulyani, pembebasan pungutan seperti ini atau tax allowance lainnya, maka daya dongkrak APBN 2019 diprediksi tak hanya sekedar 1,84 persen, tapi mencapai Rp 150 triliun lebih.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

15 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya