Bakrie & Brothers Restrukturisasi Utang Rp 7,8 T Tahun Depan

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 22 November 2018 03:18 WIB

Dirut dan CEO PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) Bobby Gafur Umar (tengah) didampingi Chief of Investor Relations, Indra Ginting (kiri), Direktur BNBR Eddy Soeparno (kanan) berjalan menuju ruangan sebelum dimulainya paparan publik Tahunan BNBR di Jakarta, Senin (3/12). ANTARA/Zarqoni

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) berencana merestrukturisasi utang sebesar Rp 7,8 triliun tahun depan. Adapun, tahun ini perusahaan merestrukturisasi utang senilai Rp 9,38 triliun.

Baca juga: Bakrie & Brothers Akan Rilis Obligasi Rp 990,6 Miliar

Direktur Keuangan BNBR Achmad Amri Aswono Putro menyampaikan, tahun depan perusahaan mengupayakan restrukturisasi utang kepada 1-2 debitur. Dua utang yang akan direstrukturisasi masing-masing senilai Rp 6 triliun dan Rp 1,8 triliun.

“Tahun depan kami ada rencana restrukturisasi utang Rp 6 triliun dan Rp 1,8 triliun, kemungkinan pakai buku (laporan keuangan) per Desember 2018,” tuturnya setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu, 21 November 2018).

Namun demikian, Achmad mengatakan perseroan kini fokus menyelesaikan restrukturisasi utang sejumlah Rp 9,38 triliun setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham. Dalam RUPSLB, 66,69 persen menyetujui aksi korporasi tersebut.

Restrukturisasi dilakukan dengan melakukan konversi utang menjadi saham baru sebanyak 8,65 miliar lembar saham dan menerbitkan Obligasi Wajib Konversi (OWK) 137,97 miliar. Dengan demikian, secara total perusahaan akan menerbitkan saham baru atau private placement sebesar 146,63 miliar lembar saham atau 92,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Harga pelaksanaan Rp 64 per saham atau lebih tinggi dari saham BNBR saat ini yang terjerembab di level Rp 50. Padahal, pada akhir Mei 2018 perseroan melakukan reverse stock dengan rasio 10:1 sehingga sahamnya mencapai posisi Rp 500.

Utang yang dikonversi menjadi saham ialah kepada tiga kreditur, yakni Fountain City Investment Ltd. sebesar Rp 2,91 triliun, Levoca Enterprise Ltd. senilai Rp 6,37 triliun, dan Daley Capital Ltd. sejumlah Rp 100,39 miliar.

Dengan dilakukannya private placement ini, utang perseroan akan berkurang hingga 44,08 persen. Ekuitas perseroan juga dapat bertumbuh.

Per September 2018, BNBR mencatatkan defisiensi modal sebesar Rp 7,23 triliun. Menurut Amri, dalam laporan keuangan per Desember 2018 nanti, perseroan dapat berbalik mencatatkan ekuitas Rp 2 triliun.

Direktur Utama BNBR Bobby Gafur Umar menyampaikan, sebelum restrukturisasi utang, perseroan terbebani bunga Rp 1 triliun setiap tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, dicarilah jalan tengah dengan kreditur agar perusahaan bisa menuntaskan kewajibannya.

“Makanya untuk mengurangi liabilitas, kami memberikan opsi debt to swap dan OWK,” tuturnya.

Adapun, rentang waktu penerbitan OWK dilakukan dalam 5 tahun ke depan. Menurutnya, realisasi aksi korporasi itu dapat dipertimbangkan sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan pihak kreditur.

BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

18 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

3 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

3 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

4 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

4 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

5 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya