Sri Mulyani Jawab Kritik Prabowo Soal Ketimpangan

Senin, 19 November 2018 07:14 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan saat menghadiri Remark Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) - LPEI Cocktail pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di The Laguna Resort, Nusa Dua, Bali, Selasa 9 Oktober 2018. ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Jefri Tarigan

TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi kritikan yang kerap dilontarkan Calon Presiden Prabowo Subianto terkait kesenjangan di masyarakat. Bekas Direktur Bank Dunia itu mengatakan landasan pemerintah berbicara soal kesenjangan adalah koefisien gini. "Itu sudah dipakai di seluruh dunia," ujar dia di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan, Ahad, 18 November 2018.

Baca: Tahun Pemilu, Sri Mulyani Sebut Banyak Politikus Janjikan Belanja

Sri Mulyani berujar pemerintah terus melakukan upaya untuk menekan kesenjangan agar tidak semakin melebar. Misalnya saja dari sisi perpajakan, ia mengatakan pemerintah telah membuat aturan bahwa penduduk yang kaya dipajaki lebih besar ketimbang biasanya, sementara para penduduk miskin mendapat bantuan pemerintah. "Sehingga, dengan demikian kita lihat gini koefisien juga sudah mulai menurun, dari 0,41 menjadi 0,38," ujar dia.

Sejumlah program, ujar Sri Mulyani, juga dilaksanakan untuk penduduk dengan 40 persen terbawah dalam hal kekayaan. Intervensi yang dilakukan pemerintah antara lain dengan Kartu Indonesia Pintar, dana desa, program keluarga harapan, Kartu Indonesia Sehat, hingga bidik misi. "Itu kan dipakai terutama untuk yang 40 persen terbawah."

Program-program tersebut, kata Sri Mulyani, ke depannya bakal terus diperbaiki. Ia menekankan dari sisi perpajakan, penduduk yang kaya kepatuhannya bakal terus ditingkatkan dengan program-program reformasi perpajakan, salah satunya dengan menjalin kerjasama internasional.

Prabowo Subianto sebelumnya menyatakan 99 persen masyarakat mengalami hidup pas-pasan bahkan bisa dikatakan sangat sulit. Alasannya, kurang dari 1 persen bangsa Indonesia yang menikmati kekayaan negara ini.

Advertising
Advertising

"Bahwa yang menikmati kekayaan di Indonesia adalah kurang dari 1 persen bangsa Indonesia dan yang 99 persen mengalami hidup pas-pasan bahkan bisa dikatakan sangat sulit," kata dia.

Kritik Prabowo itu juga sempat ditanggapi oleh sang inkumben, Presiden Joko Widodo. Ia mempertanyakan klaim dari pesaingnya itu. "Ada yang ngomong 99 persen rakyat kita hidup miskin, pas-pasan. Itu 99 persen angka dari mana," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada calon legislatif dari partai politik koalisi yang mendukungnya di Grand Asrilia, Bandung, Sabtu, 10 November 2018.

Jokowi mengatakan, pernyataan tersebut tak tepat. Dia mencontohkan penjualan mobil yang mencapai 1,1 juta unit per tahun. Sebanyak 6,5 juta unit motor juga terjual setiap tahunnya. "Beli pakai apa sepeda motor sama mobil? Ya kan pake uang kan," katanya.

Jokowi juga membeberkan angka kemiskinan yang selalu turun sejak 2015. Saat itu angkanya sebesar 11,1 persen lalu menurun menjadi 10,7 persen di 2016. Angka kemiskinan pada 2017 kembali menurun hingga satu digit yaitu 9,8 persen.

CAESAR AKBAR | VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

11 menit lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Prabowo, Alasan yang Mengemuka dan Luka Konflik Internal Masa Lalu

Waketum Partai Gelora Fahri meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

10 jam lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

Aboe Bakar mengatakan PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode atau 10 tahun berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

12 jam lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

13 jam lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

13 jam lalu

Alasan Partai Gelora Minta PKS Timbang Ulang Rencana Gabung ke Kubu Prabowo

Partai Gelora meminta PKS mempertimbangkan dengan matang keputusan bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

14 jam lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

14 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

14 jam lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

15 jam lalu

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Soal PKS berada di luar atau dalam pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan respons berbeda dari internal PKS.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

15 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya