Defisit Migas Melonjak, Jonan: Impor Minyak Nggak untuk Diminum

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 15 November 2018 15:24 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengaku tak kesulitan mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) online sendiri usai mengisi SPT online di kantornya, 6 Maret 2018. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta melebarnya nilai impor migas diimbangi dengan penguatan ekspor di sektor nonmigas. Jonan mengatakan di negara-negara besar seperti Jepang dan Singapura, bernasib sama dengan Indonesia yang menggantungkan pada pasokan impor migas untuk kebutuhan dalam negeri.

Baca: Ditanya Kapan Harga BBM Premium Naik, Ini Jawaban Menteri Jonan

Menurutnya, minyak yang diimpor untuk kebutuhan dalam negeri digunakan sebagai barang modal, sehingga memberikan nilai tambah. “Tapi mereka (Jepang, Singapura) impor minyak dan gasnya jauh lebih besar dari Indonesia, tapi ekspornya besar. Ekspor produk lainnya besar. Lah kita kan mesti nya begitu, kan impor minyak ini nggak untuk diminum, kan ini sebagai alat produksi,” tuturnya, Kamis, 15 November 2018.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia defisit US$ 1,82 miliar pada Oktober 2018 seiring dengan arus impor yang kembali meningkat. Nilai defisit ini disebabkan oleh posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$ 15,80 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor sebesar sebesar US$ 17,63 miliar.

Berdasarkan tahun kalender, sepanjang Januari hingga Oktober 2018, neraca perdagangan juga mengalami defisit sebesar US$ 5,5 miliar. Posisi defisit ini disebabkan oleh posisi defisit di neraca migas sebesar US$ 10,7 miliar, di mana defisit hasil minyaknya mencapai US$ 13,21 miliar.

Jonan mengamini dengan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, nilai impor migas membesar. Jonan berharap peningkatan ekspor nonmigas untuk menambal kinerja impor migas.

Advertising
Advertising

Jonan juga meminta agar cara pandang melihat impor migas tidak dibandingkan dengan impor sektor lain, karena migas memberikan nilai tambah dan mendukung produksi. “China coba impor minyaknya berapa? Tapi ekspornya besar produk lainnya. Kan ini minyak itu adalah salah satu bahan untuk produksi dalam perspektif yang luas ya,” ujar Jonan.

BISNIS

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

14 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

21 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

47 hari lalu

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

29 Februari 2024

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi peringatan Bank Dunia soal program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

27 Februari 2024

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

Bank Dunia angkat bicara soal program makan siang gratis inisiasi calon presiden Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

23 Februari 2024

Neraca Perdagangan Indonesia dengan Mesir Surplus Rp 18,2 Triliun

Kementerian Perdagangan mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan Mesir surplus Rp 18,2 triliun.

Baca Selengkapnya