BPS: Inflasi Oktober 0,28 Persen Dipicu oleh Kenaikan Harga BBM

Kamis, 1 November 2018 12:15 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto saat jumpa wartawan mengenai perkembangan ekspor dan impor di Gedung BPS Pusat, Jakarta Pusat, 16 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) selama Oktober 2018 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Adapun inflasi tahunan dan tahun kalendernnya mencapai masing-masing 3,16 persen dan 2,22 persen.

Baca: Alasan Ekonom Perkirakan Inflasi Oktober Capai 0,2 Persen

Dari 82 kota yang disurvei BPS, 66 kota mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Palu dan terendah di Cilegon, sementara deflasi terendah di Bengkulu dan tertinggi di Bengkulu.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan inflasi 0,28 persen itu didorong oleh kenaikan harga cabai merah, bahan bakar minyak atau BBM dan tarif sewa rumah. Cabai merah memiliki andil inflasi 0,09 persen, BBM 0,06 persen dan tarif sewa rumah 0,03 persen.

Seperti diketahui PT. Pertamina (Persero) sebelumnya pada 10 Oktober 2018 lalu menaikkan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM di SPBU, khususnya Pertamax Series dan Dex Series, serta Biosolar Non PSO. External Communication Manager PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita mengatakan penyesuaian harga itu merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus merangkak naik di mana saat ini harga minyak dunia rata-rata menembus 80 dolar per barel.

Advertising
Advertising

"Di mana penetapannya mengacu pada Permen ESDM No. 34 tahun 2018 Perubahan Kelima Atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 39 Tahun 2014, Tentang Perhitungan Harga Jual Eceran BBM," ujar Arya pada pertengahan bulan lalu.

Adapun komoditas yang menahan laju inflasi antara lain telur ayam, bawang merah dan angkutan udara yang mengalami deflasi. Jika dilihat secara tahunan, inflasi sebesar 3,16 persen dinilai masih cukup terkendali atau di bawah target yang ditetapkan pemerintah 2,5-4,5 persen pada tahun ini.

"Masih ada dua bulan lagi kami harapkan harga pangan dan lain tetap stabil sehingga target yang ditetapkan bisa tercapai," ujar Suhariyanto, Kamis, 1 November 2018.

Secara komponen, penyumbang inflasi tertinggi antara lain sandang yang mengalami inflasi 0,54 persen dengan andil 0,03 persen. Adapun inflasi perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,42 persen dengan andil 0,10 persen.

Baca: Setelah 2 Bulan Deflasi, BI Prediksi Inflasi Oktober 3,05 Persen

Adapun, inflasi inti per Oktober 2018 tercatat sebesar 0,29 persen dengan andil 0,17 persen. Akibat penyesuaian harga BBM, harga diatur pemerintah atau administered prices tercatat 0,32 persen dan andilnya 0,07 persen.

BISNIS

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

5 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

10 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

14 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

15 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

19 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

8 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya