Bulog Sebut Penyerapan Beras Petani Turun Karena Dua Hal Ini
Reporter
Antara
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 20 Oktober 2018 07:43 WIB
TEMPO.CO, Palu - Bulog mencatat tingkat penyerapan beras produksi petani secara nasional saat ini menurun. Serapan beras petani turun dibandingkan periode sebelumnya karena faktor harga yang tinggi dan panen mulai berkurang.
Baca: Ancam Spekulan Beras, Budi Waseso: Saya Ini Mantan Kabareskrim
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan pengadaan beras secara nasional memang mengalami penurunan drastis akibat berbagai faktor penyebab.
"Kalau sebelumnya penyerapan bisa 100 ribu ton setiap hari, kini turun dibawah 100 ribu ton per hari," kata dia di Palu, Jumat 19 Oktober 2018.
Menurut dia, penurunan penyerapan beras petani di daerah-daerah selain karena faktor harga yang tinggi, juga karena panen mulai berkurang.
Turunnya serapan beras juga dampak dari bencana alam yang terjadi di beberapa daerah. Termasuk di Provinsi Sulteng yang baru saja dilanda gempa bumi 7,4 SR dan tsunami di Kota Palu dan Donggala.
Namun demikian, Tri menjamin stok beras secara nasional cukup memadai. Termasuk di Sulteng, Bulog masih punya stok beras di gudang 12.000 sampai 13.000 ton.
Sementara secara nasional, Perum Bulog masih memiliki persediaan beras di seluruh Tanah Air saat ini mencapai hampir 2,5 juta ton.
Masyarakat, termasuk di Sulteng yang mengalami bencana alam tidak usah khawatir, sebab stok beras di Bulog dalam jumlah memadai.
Kepala Bulog Sulteng, Khozin mengatakan beberapa bagian gudang beras di Kelurahan Tondo Palu mengalami kerusakan berat sehingga perlu segera mendapat perbaikan.
Ia menjelaskan saat gempa mengguncang Kota Palu, tumpukan beras roboh dan menerpa dinding gudang dan beberapa bagian dinding mengalami kerusakan.
Dia mengatakan kerusakan tersebut sudah disampaikan ke pusat.
Meski bencana alam melanda Palu dan tiga kabupaten di Sulteng, tetapi pengadaan beras tetap berjalan.
Dia berharap dalam beberapa waktu ke depan, Bulog Sulteng sudah bisa menyerap lagi untuk memenuhi target pengadaan yang telah ditetapkan. Sulteng ditargetkan menyerap 15.000 ton beras petani dan telah terealisasi baru sekitar 13.000 ton.