Selain soal BBM, Ini 3 Pernyataan Kontroversial Ignasius Jonan
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 11 Oktober 2018 11:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan kembali ramai diperbincangkan belakangan ini. Pasalnya, kemarin ia mengumumkan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium namun selang setengah jam kemudian ia menyebutkan keputusan itu dibatalkan.
Baca: Pertamina Belum Siap, Pemerintah Batal Naikkan Harga BBM Premium
Sebelumnya Ignasius Jonan mengumumkan kenaikan harga BBM premium sebesar 7 persen diberlakukan kemarin pada pukul 18.00. "Pertimbanganya karena naik terus ini (harga) ICP, kurang lebih 25 persen, karena Pertamina belinya minyak bagian ini naik terus. Karena itu pemerintah sesuai arahan Presiden, premium dinaikkan," kata dia, Rabu, 10 Oktober 2018.
Tapi tak lama kemudian Jonan mengoreksi pernyataannya soal kenaikan harga Premium. “Ditunda sesuai dengan arahan Presiden,” demikian pernyataan tertulis yang dikirim stafnya, Rabu, 10 Oktober 2018.
Di tempat terpisah, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Fajar Harry Sampurno, mengatakan Kementerian BUMN belum mendengar ihwal rencana kenaikan harga Premium. “Setelah berkoordinasi, diputuskan untuk ditunda,” ucapnya.
Fajar menjelaskan, perlu ada rapat koordinasi setingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian soal penentuan harga Premium ini. Rapat koordinasi jadi mandatori sesuai dengan perintah beleid Pasal 3 ayat 4 Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2018 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
Keputusan pemerintah soal harga BBM jenis premium yang terkesan maju mundur ini membawa ingatan publik kembali ke sosok Jonan yang kontroversial. Nama Jonan beberapa kali mengemuka sejak dilantik Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 27 September 2014 sebagai Menteri Perhubungan dan kemudian di-reshuffle pada 14 Oktober 2016 menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Nama Jonan semakin melejit tak hanya karena prestasinya di dunia transportasi itu, tetapi juga karena beberapa pernyataan kontroversial yang dilontarkan. Berikut ini adalah beberapa pernyataan kontroversial lain dari Ignasius Jonan saat menjabat sebagai menteri.
1. Jonan Sindir Gonta-ganti Dirut Pertamina
Pada 25 April 2018 lalu, Ignasius Jonan menyindir soal pergantian direksi PT Pertamina (Persero) yang sering sekali dilakukan. "Kalau tugasnya suka gonta-ganti direksi harus dikasih kesempatan pertama pidato," ujar Jonan saat memberi kata sambutan di acara Pertamina Digital Expo 2018, 25 April 2018.
<!--more-->
Ucapan sindiran Ignasius Jonan itu mendapat reaksi tawa dari tamu undangan yang hadir di Kantor Pusat Pertamina tersebut. Selain itu, ia mengatakan jika Pertamina ingin berubah, maka hal itu harus dimulai dari direksi dan komisarisnya. ia juga menyentil Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Harry Sampurno dengan menyebutnya tak paham keselamatan kerja dan teknis.
2. Jonan Sebut Pegawai Kementerian ESDM Memikirkan Diri Sendiri
Saat memberikan pidato di upacara Memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia di lingkup pegawai Kementerian ESDM, Jumat, 17 Agustus 2018, Ignasius Jonan mengungkapkan keprihatinannya terhadap para pegawai di kementeriannya. menurut dia, banyak para pegawai yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Bahkan, ia meminta para pegawai itu meningkatkan karya untuk bangsa.
Selain itu, Ignasius Jonan juga menagih hasil kerja para pegawai Kementerian ESDM yang hampir setiap hari ada yang izin dinas ke luar negeri. “Banyak yang harus dikerjakan, dan jangan terkesan sebatas jalan-jalan,” ujarnya.
3. Jonan Kesal Diminta Turun dari Jabatan Menteri karena Tol Brexit Macet Parah
Ketika terjadi kemacetan parah di pintu Jalan Tol Brebes (Brexit), Jawa Tengah, menjelang Lebaran tahun 2016, beredar kabar agar Ignasius Jonan mengundurkan diri sebagai Menteri Perhubungan saat itu. Sebab, ia dituding harus bertanggung jawab untuk kemacetan tersebut.
Mendapat permohonan untuk mengundurkan diri tersebut, Ignasius Jonan mengungkapkan kegeramannya. “"Hanya orang tolol yang nyuruh mundur gara-gara itu," katanya saat inspeksi mendadak di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Senin, 11 Juli 2016.
Baca: Harga BBM Premium Batal Dinaikkan, Ini Pertimbangan Jokowi
Menurut Ignasius Jonan, kemacetan di Brexit tersebut bukan hanya tanggung jawab Kementerian Perhubungan, tetapi juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Karena itu, dia meminta soal kemacetan dan antisipasinya ditanyakan juga kepada Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono. "Tanyakan ke Pak Menteri PU itu," ucapnya.
DIAS PRASONGKO