Rupiah Tembus 15 Ribu, UKM Makanan Lebih Cepat Naikkan Harga

Jumat, 5 Oktober 2018 13:56 WIB

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adinegara memperkirakan sektor industri makanan dan minuman tumbuh di atas 10 persen tahun depan. Sektor ini akan terdorong belanja politik hingga 2019 mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang terus merosot hingga di level Rp 15.182 per dolar AS berdasar kurs tengah Bank Indonesia hari ini membuat kalangan industri harus putar akal menyikapinya. Kalangan industri skala usaha kecil dan menengah (UKM) bahkan dinilai lebih cepat merespons pelemahan nilai tukar rupiah itu dibandingkan dengan industri skala besar.

Baca: Rupiah Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS, BI: Masih Aman

Adhi S Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), mengatakan perusahaan besar cenderung masih mampu menahan kenaikan harga karena memiliki strategi jangka panjang. Rata-rata perusahaan besar menahan kenaikan harga dengan harapan agar penjualan tidak turun hingga akhir tahun, walaupun margin keuntungan tergerus.

“Kalau yang UKM, sudah banyak menaikkan harga, terutama skala kecil rumah tangga atau pelaku usaha yang tidak punya merek," ujar Adhi, Kamis, 4 Oktober 2018. "Pilihannya mereka menyesuaikan ukuran atau menaikkan harga."

Adhi menjelaskan pelaku industri UKM di sektor makanan dan minuman terpengaruh oleh harga tepung terigu karena menjadi bahan yang banyak digunakan. Saat ini, harga tepung terigu sudah naik sebesar 10 persen.

Advertising
Advertising

Pelaku UKM juga cenderung mengejar penjualan dan harus untung, sehingga lebih cepat merespon kenaikan harga bahan baku akibat pelemahan rupiah. Kenaikan harga tepung terigu ini juga imbas dari pelemahan nilai tukar, pasalnya bahan baku tepung terigu, yaitu gandum, masih 100 persen diimpor, terutama dari Australia.

Kendati kondisi industri makanan dan minuman nasional terdampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Adhi menyatakan Gapmmi tidak mengubah target pertumbuhan sepanjang tahun ini. Proyeksi pertumbuhan industri makanan dan minuman selama 2018 sekitar 8-9 persen.

Sebelumnya, Ratna Sari Loppies, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), mengatakan harga tepung terigu hanya dipengaruhi oleh nilai tuar dan harga gandum internasional. Faktor lain, seperti kenaikan upah minimum dan tarif energi tidak bakal mempengaruhi harga tepung terigu.

Baca: Sri Mulyani: Mayoritas Pemicu Melemahnya Rupiah Faktor Eksternal

"Saat ini faktor itu sudah terjadi, pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan harga gandum. Produsen sudah menaikkan harga," ujar Ratna beberapa waktu lalu.

BISNIS

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Kemenkop dan UKM Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam

1 hari lalu

Kemenkop dan UKM Tegaskan Tak Larang Warung Madura Buka 24 Jam

Kemenkop UKM mengklarifikasi isu larangan warung Madura beroperasi 24 jam. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

4 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

4 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya