TEMPO.CO, Jakarta - Analis Panin Sekuritas William Hartanto memprediksi kurs rupiah masih akan melemah hari ini. William memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.000 - Rp 15.550 per dolar Amerika Serikat. "Setelah data ekonomi AS semakin membaik dan pernyataan hawkish Powell, maka dollar AS akan semakin menguat," kata William saat dihubungi, Jumat, 5 Oktober 2018.
Baca: Rupiah Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS, BI: Masih Aman
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 15.133 pada 4 Oktober 2018. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 45 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 15.088 pada 3 Oktober 2018. Sedangkan pada 4 Oktober 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 15.209 dan kurs beli Rp 15.057.
Kemarin pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak melemah sebesar 75 poin menjadi Rp 15.139 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 15.064 per dolar AS.
"Dolar AS bergerak menguat terhadap beberapa mata uang kuat dunia, termasuk rupiah seiring data tenaga kerja di Amerika Serikat yang naik," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2018.
Mikail mengemukakan penyerapan tenaga kerja di sektor swasta Amerika Serikat naik menjadi 230 ribu pekerja pada September, lebih tinggi dibandingkan Agustus yang sebanyak 168 ribu. "Angka itu juga lebih tinggi dari ekspektasi ekonom sebesar 185 ribu. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari lalu," katanya.
Baca: Rupiah Kian Loyo, Sri Mulyani Awasi Ketat Impor Barang Konsumsi
Selain itu, menurut Mikail, harga minyak mentah dunia yang kembali naik juga turut membebani pergerakan kurs rupiah. Saat ini harga minyak dunia naik ke level US$ 76 per barel.
BISNIS