BCA Life Yakin Bisa Tekan Kerugian Rp 30 M, Ini Sebabnya

Kamis, 4 Oktober 2018 12:56 WIB

Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA), Tbk Jahja Setiaatmadja (kedua kanan) didampingi Kepala Kantor Wilayah X Iwan Senjaya (ketiga kanan) menyapa nasabah pada peringatan Hari Pelanggan Nasional di kantor cabang utama BCA di Jakarta, Selasa, 4 September 2018. Hari Pelanggan Nasional diperingati setiap 4 September. ANTARA/Audy Alwi

TEMPO.CO, Jakarta - PT Asuransi Jiwa BCA atau BCA Life optimistis bisa menekan kerugian di bawah Rp 30 miliar pada tahun ini. Angka tersebut lebih rendah ketimbang tingkat kerugian sepanjang 2017 sebesar Rp 37,56 miliar.

Baca: Ratusan ATM Masih Mati Akibat Gempa Palu, BRI dan BCA Lakukan Ini

Nominal kerugian tahun lalu meningkat 55,5 persen dibandingkan pada 2016 yang mencapai sebesar Rp 24,16 miliar. “Hal tersebut biasa terjadi di perusahaan asuransi, terlebih kami ini masih baru. Untuk tahun ini kami berharap ada kenaikan pendapatan sebesar 30 persen,” ujar Presiden Direktur BCA Life, Rio Winardi, Rabu, 3 Oktober 2018.

Rio menuturkan pada tahun-tahun awal, perusahaan asuransi yang dibentuk pada 2014 ini masih fokus terhadap pengembangan. Sehingga, kerugian masih dianggap masih dalam batas wajar. Pasalnya, kata dia, karena belum ada perusahaan asuransi yang sudah untung di awal berdirinya.

Selama pengembangan dilakukan sementara selama beberapa tahun terakhir belum positif, kata Rio, maka kerugian masih mungkin terjadi. “Namun, apabila sudah positif maka keuntungannya akan bertubi-tubi dan berkelanjutan. Kami yakin mulai 2020 sudah mulai profit,” ujar Rio.

Advertising
Advertising

Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit, pendapatan BCA Life di 2017 mencapai Rp 445,56 miliar atau tumbuh 54 persen dibanding 2016 yang sebesar Rp 289,44 miliar. Di samping itu, jumlah beban juga meningkat 54,4 persen dari sebelumnya pada 2016 sebesar Rp 326,58 miliar menjadi Rp 504,37 miliar di tahun 2017.

Pengamat Asuransi Irvan Rahardjo menuturkan industri asuransi masih akan terus bergejolak. Apalagi tren kenaikan asuransi ini dinilai belum konsisten. Misalnya saja pada 2016 ada kerugian asuransi jiwa Rp3,54 triliun.

Baca: Tak Hanya Bank Mandiri, BCA Jadi Korban Pembobolan SNP Finance

Angka tersebut mengalami kenaikan dibanding terbalik dibandingkan laba Rp10,23 triliun pada akhir 2015. Pada 2017 industri ini kembali mendapatkan laba Rp 14,76 triliun. “Nampaknya tren laba tidak konsisten. Saya kira tahun ini akan rugi lagi karena ekonomi masih lesu apalagi imbal hasil investasi di bursa saham juga rendah,” kata Irfan.

Simak berita menarik lainnya terkait BCA hanya di Tempo.co.

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

1 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

1 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

2 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

3 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

5 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

5 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

5 hari lalu

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.

Baca Selengkapnya