Masih Ada Gejolak Global, Begini Asumsi Makro RAPBN 2019

Selasa, 18 September 2018 20:45 WIB

Ilustrasi Rupiah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Penentuan asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2019 masih dibayangi gejolak kondisi global. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan indeks dolar Amerika Serikat naik signifikan lantaran kondisi perekonomian negeri Abang Sam yang semakin meningkat.

"Karena ekonomi AS meningkat, maka dolar dikejar orang, dolar kembali ke AS," ujar Suahasil di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 18 September 2018.

BACA: Acuan Makro 2019, Asumsi Kurs Rupiah Diubah Jadi Rp14.500

Suahasil mengatakan tekanan global berimbas kepada tekanan kepada pertumbuhan global. Saat ini, pertumbuhan tercatat berada pada level 3,9 persen.

"Beberapa laporan menunjukkan penurunan kemungkinan ke 3,8 atau 3,7 persen, itu faktor risiko yang akan dihadapi," ujar Suahasil. Selain melesunya pertumbuhan ekonomi global, tekanan juga datang dari kebijakan proteksionisme AS, perang dagang, hingga cuaca ekstrim.

Advertising
Advertising

Dengan mempertimbangkan berbagai tekanan dan situasi itu, Suahasil mengatakan secara umum tidak banyak perubahan dari asumsi makro yang telah ditetapkan bersama komisi XI sebelumnya.

BACA: DPR Setujui Asumsi Ekonomi Makro RAPBN 2019

Pada pertumbuhan ekonomi, misalnya, pemerintah memasang target 5,3 persen. Suahasil menilai angka tersebut merupakan target yang realistis untuk dicapai. Mengingat, pertumbuhan ekonomi global diprediksi bakal melesu.

"Dengan tekanan di dunia bisa ada penurunan tapi masih bisa dicapai karena tahun ini diproyeksikan bisa 5,2 persen," ujar Suahasil.

Pada angka inflasi, Suahasil optimistis pemerintah bisa menjaga angka tersebut di level 3,5 persen plus minus satu, layaknya tahun ini. Pada Agustus, inflasi tercatat 3,2 persen.

Di samping itu, Suahasil berujar harga komoditas juga menjadi tinjauan dalam penentuan asumsi makro. "Harga komoditas kalau kita lihat sejak 2016 ada potensi peningkatan, tapi sepertinya setelah 2018 akan flat," ujar dia. Ia memprediksi angka tersebut akan berdampak kepada kestabilan harga minyak mentah Indonesia yaitu di atas US$ 70 per barel.

Sementara, pada nilai tukar, pemerintah menyebut tekanan yang datang tidak akan sebesar tahun ini. Namun, Suahasil melihat masih ada potensi pelemahan kurs. Sehingga, menurut dia, proyeksi Bank Indonesia, yakni kurs menyentuh kisaran Rp 14.300 - 14.700 per dolar AS masih mungkin terjadi.

"Kalau dikerucutkan, kami masih menerima di kisaran Rp 14.500 - 14.600," ujar Suahasil. Adapun Badan Anggaran DPR mengusulkan asumsi kurs di level Rp 14.500 per dolar AS.

Sehingga, asumsi makro hasil rapat Banggar yang disepakati adalah sebagai berikut:

Asumsi RAPBN 2019
Pertumbuhan ekonomi: 5,3 persen
Inflasi: 3,5 persen
Nilai tukar Rupiah: Rp 14.500
Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara 3 Bulan: 5,3 persen
Harga Minyak Indonesia: US$ 70 per barel
Lifting Minyak: 775.000 barel per hari
Lifting Gas: 1.250 juta barel per hari

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

18 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

4 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

5 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

5 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

6 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya