Defisit Neraca Perdagangan Agustus Diprediksi Menurun

Senin, 17 September 2018 08:34 WIB

Ini data naik turun defisit APBN 2012-2022

TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan data neraca perdagangan per Agustus akan dinantikan oleh pelaku pasar. Menurut Nafan pelaku pasar memperkirakan masih terjadi defisit pada neraca perdagangan Agustus 2018.

BACA: Sri Mulyani Jelaskan Defisit Neraca Tahun 2018 dengan 2017

"Meskipun terjadi penurunan tingkat defisit tersebut yang diperkirakan sebesar US$ 7 juta dari sebelumnya sebesar US$ 2 miliar," kata Nafan saat dihubungi, Minggu, 16 September 2018.

Menurut Nafan, jika hasil data neraca perdagangan pada Senin sesuai dengan ekspektasi, maka hal ini akan memberikan sentimen positif bagi rupiah. Nafan mengatakan hal itu menunjukkan pemerintah berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan impor.

Hari ini Badan Pusat Statistik atau BPS akan mengumumkan Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Agustus 2018, Perkembangan Upah Pekerja/Buruh Agustus 2018, dan Indeks Perilaku Anti Korupsi Indonesia atau IPAK 2018.

BACA: Surat Utang SBR004 Kebanjiran Pesanan Hingga 7,04 Triliun

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Bhima Yudhistira Adhinegara juga memprediksi defisit neraca perdagangan masih berlanjut. "Proyeksi defisit perdagangan bulan Agustus 2018 diperkirakan sebesar US$ 1,1 - 1,5 miliar," kata Bhima.

Bhima mengatakan salah satu faktor yang menyebabkan defisit adalah efek perang dagang yang mulai berdampak negatif bagi neraca perdagangan Indonesia."Ekspor CPO loyo dihantam tarif 54 persen bea masuk oleh India. Ekspor manufaktur bergerak lambat karena permintaan global khususnya dari negara tujuan ekspor utama belum pulih," ujar Bhima.

Menurut Bhima, jika permintaan turun, maka harga ekspor pun ikut turun. Bhima mengatakan harga agregat ekspor produk non migas pada bulan Juli turun -2,2 persen (yoy).

Lebih lanjut menurut Bhima, Cina terus melempar ekses produksinya ke Indonesia, paska produknya dihambat masuk AS. Total impor dari Cina ke Indonesia naik 32 persen periode Januari - Juli 2018. Nilainya US$ 24,8 miliar atau 27,3 persen dari total impor non migas.

"Sebagai pasar yang besar di Asean dengan 260 juta penduduk, Indonesia adalah sasaran empuk dari eksportir negara lain," ujar Bhima.

Sementara, kata Nafan, harga minyak mentah dunia masih bergerak naik ditambah pelemahan kurs rupiah membuat impor migas akan terus melebar.

"Januari - Juli defisit migasnya tembus US$ 6,6 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu US$ 4,6 miliar. Ini sudah lampu merah. Defisit perdagangan yang terus melebar bisa memperlebar defisit transaksi berjalan," kata Bhima.

Bhima mengatakan permintaan dolar dan rupiah tidak seimbang. Hal ini, menurut Bhima bisa mengakibatkan pelemahan kurs karena permintaan dolar untuk impor jauh lebih besar.

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

14 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

8 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

12 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

12 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

15 hari lalu

Wamendag Optimistis Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Surplus di Tengah Konflik Iran-Israel

Jerry Sambuaga optimistis neraca perdagangan Indonesia tetap surplus di tengah situasi geopolitik saat ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

16 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

23 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

49 hari lalu

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan yang berlanjut pada Februari 2024 menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

29 Februari 2024

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi peringatan Bank Dunia soal program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

27 Februari 2024

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

Bank Dunia angkat bicara soal program makan siang gratis inisiasi calon presiden Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya