Dirut Garuda Indonesia Jelaskan Alasan Tutup Rute ke London

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 31 Agustus 2018 07:43 WIB

Pengunjung memadati stand-stand travel perjalanan pada pameran Garuda Indonesia Travel Fair 2017 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, 12 Maret 2017. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Pahala Mansyuri angkat bicara ihwal penutupan rute penerbangan langsung dari Jakarta ke London dan sebaliknya. Rute ini rencananya akan ditutup mulai 28 Oktober 2018.

Baca: Garuda Online Travel Fair, Harga Tiket Jakarta-Bali Rp 906 Ribu

Menurut Pahala, alasan utama ditutupnya rute tersebut adalah pendapatan yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Garuda hanya diperbolehkan mengisi 75 persen dari kapasitas pesawat Boeing 777-300 ER yang digunakan dalam penerbangan langsung ke London.

"Salah satu alasan (penutupan rute tersebut) adalah sulit untuk memperoleh untung dengan adanya pembatasan jumlah penumpang," kata Pahala, Kamis, 30 Agustus 2018.

Dia menambahkan maskapai pelat merah tersebut akan kembali mengoperasikan rute Heathrow-Amsterdam-Jakarta sebanyak enam kali penerbangan per pekan. Sebelumnya frekuensi penerbangan Jakarta-Amsterdam hanya sebanyak tiga kali per pekan.

Setelah dibuka pada 2014, pasar rute Jakarta-London sebenarnya memiliki tingkat keterisian rata-rata 75 persen dari kapasitas pesawat. Kapasitas pesawat sebetulnya dapat dioptimalkan jika tidak ada restriksi jumlah penumpang.

Advertising
Advertising

Penumpang dari London biasanya wisatawan yang ingin melancong ke Bali atau melanjutkan penerbangan ke Australia. Pahala menyebutkan pasar potensial yang dapat ditangkap Garuda dari warga Inggris yang hendak ke Australia mencapai 1,6 juta orang per tahun.

Pahala menuturkan sebagai pengganti, Garuda akan berkonsentrasi membuka rute internasional lain. Rencananya terdapat tiga destinasi yang akan dibidik, yakni Paris di Prancis, Manila di Filipina, dan Ho Chi Minh di Vietnam.

Akan tetapi, ketiga rute tersebut belum akan dibuka pada tahun ini. Seperti diketahui, proses pembukaan rute internasional membutuhkan proses yang cukup panjang dan membutuhkan survei pasar hingga upaya diplomasi negara.

Baca: Susi Pudjiastuti Gunakan Mikrofon Pesawat, Garuda: Kami Meminta

Di sisi lain, pihaknya juga akan memastikan ketersediaan sumber daya seperti pesawat maupun set kru kabin. Penambahan rute Garuda Indonesia yang memiliki potensi tingkat isian penumpang (seat load factor/SLF) tinggi bisa meningkatkan kinerja maskapai. "Rute Paris, Manila dan Ho Chi Minh menunggu hingga Maret 2019," ujarnya.

BISNIS

Berita terkait

Garuda Indonesia Kirim Kloter Pertama Jemaah Haji, 4.232 Orang Akan Diterbangkan ke Tanah Suci

2 jam lalu

Garuda Indonesia Kirim Kloter Pertama Jemaah Haji, 4.232 Orang Akan Diterbangkan ke Tanah Suci

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memberangkatkan para calon jemaah haji ke Tanah Suci pada hari ini, Ahad, 12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Posisi Kursi Pesawat Terbaik Agar Bisa Tidur Selama Penerbangan Jarak Jauh

2 hari lalu

Posisi Kursi Pesawat Terbaik Agar Bisa Tidur Selama Penerbangan Jarak Jauh

Pakar tidur membagikan beberapa tips agar bisa tidur di pesawat selama penerbangan jarak jauh

Baca Selengkapnya

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

2 hari lalu

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

Maskapai penerbangan Air India membatalkan sejumlah penerbangan karena awak kabin ramai-ramai sakit.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

3 hari lalu

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

Sekitar 13.000 penumpang terkena dampak pembatalan penerbangan Air India Express.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Bakal Terbangkan 109 Ribu Jamaah Haji Tahun Ini

4 hari lalu

Garuda Indonesia Bakal Terbangkan 109 Ribu Jamaah Haji Tahun Ini

Jamaah calon haji asal Indonesia ini bakal diangkut menggunakan 14 unit pesawat berbadan lebar jenis Boeing dan Airbus

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

4 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

6 hari lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

10 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

11 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

11 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya