Batalkan 2 Proyek Cina, Malaysia: Kami Tidak Ingin Kolonialisme

Jumat, 24 Agustus 2018 14:42 WIB

PM Malaysia Mahathir Mohamad (kiri) dan Presiden Xi Jinping (kanan)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Malaysia yang dipimpin Perdana Menteri, Mahathir Mohamad, resmi membatalkan dua proyek besar senilai US$ 22 miliar yang dibiayai perusahaan asal Cina. Mahathir mengatakan Malaysia tidak ingin masuk dalam kolonialisme versi baru.

Baca: Kembalikan Uang Negara, Malaysia Akan Jual Kapal Equanimity

"Kolonialisme yang terjadi karena negara miskin tidak mampu berkompetisi dengan negara kaya," kata dia setelah bertemu Perdana Menteri Cina, Le Keqiang di kantor pemerintahan Cina, Great Hall of the People, di Beijing, Senin, 20 Agustus 2018. Pernyataan ini dilansir dari dilansir dari The New York Times, Jumat, 24 Agustus 2018.

Dua proyek yang dibatalkan Mahathir yaitu pembangunan jalur kereta api East Cost Rail Link (ECRL), nilainya sekitar US$20 miliar atau Rp291 triliun. Kedua, proyek pipanisasi gas di Sabah, nilainya sekitar US$2 miliar atau Rp29 triliun.

Cina memang tidak begitu saja membiayai kedua proyek besar ini. Pembangunan infrastruktur ini merupakan bagian dari proyek ambisius Jalur Sutra Baru atau The New Silk Road. Proyek dengan nama resmi The Belt and Road Initiative (BRI) ini dibangun Cina demi memperkuat jalur perdagangan negara itu dengan negara lain.

Advertising
Advertising

Jalur sutra darat membentang dari Cina daratan hingga ke Uzbekistan, Turki, dan Eropa. Sementara jalur sutra laut membentang dari Cina daratn menuju Laut Cina Selatan, India, hingga Afrika. Nah, Malaysia adalah satu negara yang berada di jalur sutra selatan sehingga mendapat perhatian lebih dari Cina.

Kedua proyek ini disetujui di zaman pemerintahan sebelum Mahathir yaitu Perdana Menteri Najib Razak. "Ini soal meminjam terlalu banyak uang, kami tidak mampu membayar dan tidak bisa membayarnya karena kami tidak membutuhkan proyek ini di Malaysia," kata Mahathir.

Menteri Keuangan Malaysia, Lim Guan Eng, mencontohkan proyek pelabuhan laut di Sri Lanka yang juga dibiayai oleh perusahaan Cina. Menurut dia, pelabuhan itu gagal menarik investasi dan malah membuat Sri Lanka terpaksa membayar utang. "Kami tidak ingin seperti Sri Lanka, yang tidak mampu membayar utang dan akhirnya proyek itu diambil alih oleh Cina," ujarnya.

THE NEW YORK TIMES

Berita terkait

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

1 jam lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

3 jam lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

23 jam lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

1 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

1 hari lalu

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

Orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Sabah juga pernah datang ke kafe itu untuk menghabiskan makanan sisa pengunjung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

1 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

1 hari lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

1 hari lalu

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

Inilah peristiwa kerusuhan massal nan kelam di Malaysia yang menewaskan sedikitnya 184 Orang

Baca Selengkapnya

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

1 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya