Alasan Sri Mulyani Sebut Defisit Perdagangan USD 2,03 M Anomali

Rabu, 15 Agustus 2018 16:32 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbicara dengan petugas saat mengecek persiapan Asian Games 2018 di Terminal 3 Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang, Senin, 13 Agustus 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit neraca perdagangan yang terjadi pada Juli 2018 sebesar US$ 2,03 miliar merupakan pencapaian yang agak anomali. Disebut anomali karena impor barang bahan baku dan bahan modal lebih banyak dilakukan sebelum Lebaran dan libur panjang.

Baca: Sri Mulyani: Defisit APBN Juli 2018 Rp 151,3 Triliun

"Jadi ada kegiatan impor yang banyak dilakukan sebelum Lebaran dan libur panjang, kemudian dikompensasi pada bulan Juli," kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018.

Pencatatan di luar kebiasaan ini, menurut Sri Mulyani, perlu mendapat kajian lebih lanjut sebelum pemerintah melakukan evaluasi terhadap data ekspor dan impor secara keseluruhan. "Mungkin itu salah satu deviasi statistik yang perlu dibersihkan dulu untuk melihat trennya secara total," katanya.

Baca: Sri Mulyani: Tidak Ada Kebijakan Pemotongan Tunjangan Guru

Advertising
Advertising

Pernyataan ini merespons pengumuman Badan Pusat Statistik mengenai neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 mengalami defisit hingga US$ 2,03 miliar. Defisit neraca perdagangan tersebut berasal dari impor yang telah mencapai US$ 18,27 miliar serta ekspor yang baru mencapai US$ 16,24 miliar.

Defisit yang terjadi pada periode Juli 2018 merupakan yang terbesar dalam lima tahun terakhir, atau sejak Juli 2013. Dengan pencapaian ini, secara keseluruhan, defisit neraca perdagangan pada Januari-Juli 2018 telah tercatat US$ 3,09 miliar.

Berdasarkan data BPS, defisit neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 yang sebesar US$ 2,03 miliar itu dipicu oleh defisit sektor migas US$ 1,19 miliar dan nonmigas US$ 0,84 miliar. Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya nilai impor semua komponen migas, yaitu minyak mentah, hasil minyak dan gas masing-masing US$ 81,2 juta (15,01 persen), US$ 382,4 juta (28,81 persen), dan US$ 11,7 juta (4,29 persen).

Impor nonmigas, menurut golongan barang yang terbesar, berperan terhadap total impor nonmigas pada Januari-Juli 2018. Yang pertama adalah golongan barang mesin dan pesawat mekanik, yaitu sebesar 16,78 persen.

Kemudian golongan lain yang berperan terhadap total impor nonmigas Januari-Juli 2018 adalah mesin dan peralatan listrik (13,45 persen), besi dan baja (6,26 persen), plastik dan barang dari plastik (5,71 persen), serta bahan kimia organik (4,4 persen). Sementara itu, golongan barang impor nonmigas yang mengalami penurunan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula, serta bijih, kerak, dan abu logam.

Simak berita menarik lainnya terkait Sri Mulyani hanya di Tempo.co.

ANTARA

Berita terkait

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

50 menit lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

10 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

1 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

2 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

2 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya