Sri Mulyani Hadapi Dilema Dorong Pertumbuhan atau Tekan Defisit

Selasa, 14 Agustus 2018 18:26 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi sambutan usai menyerahkan piagam penghargaan Wajib Pajak kepada di Gedung Radjiman Wedyodiningrat, Jakarta, 13 Maret 2018. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku pemerintah tengah menghadapi dilema saat ini. Dilema itu datang dari tugas mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga defisit neraca transaksi berjalan tidak bertambah lebar dari posisi saat ini yang sebesar 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Baca: Defisit Neraca Berjalan 3 Persen, Sri Mulyani: Kami Waspada

Saat ini, kata Sri Mulyani, pemerintah tengah berfokus agar pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5 persen sembari mencegah terus melebarnya Current Account Deficit (CAD). "Jadi, sekarang strategi pemerintah adalah lihat secara detail kalau kita mau tumbuh di atas 5 persen tetapi neraca pembayaran tidak memburuk, maka strategi apa yang harus kita lakukan? Itu yang sedang dilakukan oleh pemerintah," katanya, Selasa, 14 Agustus 2018.

Usaha yang dilakukan, menurut Sri Mulyani, salah satunya adalah melakukan substitusi barang-barang produk impor menjadi barang dalam negeri. Sebab, secara kebijakan pemerintah sudah menyiapkan berbagai hal, di antaranya kewajiban Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan campuran biodiesel 20 persen (B20).

Baca: Sri Mulyani: PLN Belum Penuhi Penggunaan Komponen Dalam Negeri

Advertising
Advertising

Sri Mulyani menyatakan implementasi aturan-aturan tersebut sangat bergantung pada kesiapan dunia usaha. "Kalau belum siap, berapa waktu yang diperlukan untuk melakukan itu," katanya.

Jika pertumbuhan ekonomi semakin tinggi, menurut Sri Mulyani, maka impor yang dilakukan pun semakin tinggi. Dengan demikian, pilihannya adalah mengejar kenaikan ekspor di level yang sama atau menarik investasi langsung luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) yang tinggi.

Sebaliknya, jika FDI tidak tumbuh dan ekspor tidak besar, maka Indonesia akan selalu tergantung modal jangka pendek. Menurut dia, itu bisa menjadi salah satu sumber kerawanan.

Oleh karena itu, pemerintah akan memilih pertumbuhan ekonomi 5, tetapi dengan komposisi yang lebih seimbang. "Stabilisasi menjadi penting termasuk dari sisi eksternal, seperti neraca pembayaran, APBN kita terjaga dengan dinamika nilai tukar, suku bunga, harga komoditas dan perbankan kita yang cukup kuat dari sisi permodalan dan performance semoga kita akan tetap bisa menjaganya. Ini yang jadi fokus pemerintah," ucapnya.

Pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan defisit transaksi berjalan kuartal kedua tahun 2018 melebar menjadi 3 persen atau US$ 8 miliar. Angka itu naik dari defisit sebesar 1,96 persen pada kuartal kedua tahun lalu.

Seperti diketahui pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen pada 2018. Untuk tahun depan, pemerintah dan DPR menyasar pertumbuhan di kisaran 5,2-5,6 persen.

Simak berita menarik lainnya terkait Sri Mulyani hanya di Tempo.co.

BISNIS

Berita terkait

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 menit lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

9 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

13 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

13 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

14 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya