Kurangi Sampah Plastik di Laut, KKP Kucurkan Rp 8 Miliar Lebih
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 13 Agustus 2018 21:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelontorkan dana lebih dari Rp 8 miliar di 2018 ini demi mengurangi volume pencemaran sampah plastik di lautan. Upaya dilakukan di tengah memburuknya kondisi sejumlah perairan di Indonesia akibat limbah plastik yang diduga mencapai 3,2 juta ton per tahun.
Baca juga: Susi Pudjiastuti Ajak Masyarakat Menghadap Laut pada 19 Agustus
"Untuk tahun 2017 lalu ada 11 program dengan anggaran Rp 8 miliar," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Brahmantya Satyamurti Poerwadi usai konferensi pers kampanye pengumpulan sampah di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 13 Agustus 2018. "Tahun ini saya lupa angka pastinya, tapi lebih dari Rp 8 miliar."
Anggaran yang cukup besar ini diperuntukkan untuk sejumlah kegiatan demi menekan volume sampah plastik. Di antaranya yaitu pengadaan mesin pencacah plastik, kapal pengangkut sampah plastik di laut, hingga sekolah pantai untuk kesadaran bahaya sampah di laut.
Saat ini, pencemaran limbah plastik di perairan Indonesia dikabarkan telah mencapai kondisi yang mengkhawatirkan. Dari hasil penelitian peneliti Jenna Jambeck dari University of Georgia, Amerika Serikat misalnya, Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan nomor dua terbesar di dunia.
Bahaya sampah plastik ini juga disampaikan dalam konferensi pers oleh Direktur Gerakan Diet Kantung Plastik, Tiza Mafira. Menurut dia, salah satu sumber pencemaran yaitu berasal dari kantong plastik sekali pakai yang sering digunakan masyarakat. "Dari 360 ribu ton produksi per tahun, 85 ribu terbuang ke lingkungan," ujarnya.
Baca juga: Susi Pudjiastuti: 10 Tahun Lagi Indonesia Akan Lebih Disegani
Brahmantya memastikan anggaran untuk pengentasan sampah plastik di lautan ini akan terus digelontorkan. Sebab, KKP telah memiliki target untuk mengurangi 70 persen volume sampah di lautan saat ini hingga tahun 2025 mendatang.