Sri Mulyani Musnahkan 16,8 Juta Batang Rokok Ilegal

Kamis, 2 Agustus 2018 21:51 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) memberikan keterangan pers soal penindakan penyelundupan 50.644 botol minuman keras dan peredaran 30 juta batang rokok ilegal di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kamis, 2 Agustus 2018. Dokumentasi Kementerian Keuangan.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beserta jajaran Direktorat Bea Cukai Kementerian Keuangan memusnahkan 16,8 juta batang rokok ilegal di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Kamis, 2 Agustus 2018. Rokok-rokok itu adalah hasil tangkapan kantor wilayah (kanwil) dan kantor-kantor pelayanan di lingkungan Kanwil Bea Cukai Jawa Timur I.

Simak: Alasan Pemerintah Naikkan Cukai Rokok 10,04 Persen

"Penertiban ini terbukti menekan peredaran rokok ilegal," ujar Sri Mulyani di lokasi pemusnahan. Berdasarkan hasil survei Universitas Gadjah Mada (UGM), peredaran rokok ilegal turun dari 12,14 persen pada 2016 menjadi 7,04 persen pada 2018.

Sri Mulyani berujar penurunan jumlah rokok ilegal juga menurunkan jumlah hilangnya potensi cukai. Berdasarkan perhitungannya, potensi cukai rokok yang berhasil diselamatkan selama periode tersebut mencapai Rp 1,5 triliun.

Jumlah rokok yang dimusnahkan itu hanya sebagian dari total jumlah rokok ilegal yang disita Kanwil Bea Cukai Jawa Timur I. Hingga Juli 2018, mereka menindak 30 juta batang rokok ilegal.

Rokok yang dimusnahkan itu berasal dari berbagai wilayah, antara lain Kanwil Bea Cukai Jawa Timur I 5,46 juta batang, Pasuruan 1,19 juta batang, Sidoarjo 8,1 juta batang, serta Tanjung Perak 1,99 juta batang. Selain menghancurkan rokok, mereka juga memusnahkan 960 botol minuman keras hasil tegahan.

Advertising
Advertising

Sri Mulyani berujar penindakan Bea Cukai angkanya terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015, Bea Cukai menindak 1.474 kasus, meningkat menjadi 2.259 kasus pada 2016, 3.965 kasus pada 2017, dan hingga Juli 2018 telah ada 3.390 kasus yang ditindak.

Bekas Direktur Bank Dunia itu meyakini penindakan yang dilakukan dapat berdampak signifikan terhadap peredaran rokok ilegal di Jawa Timur. Sri Mulyani juga meminta agar ada sinergi antar-instansi pemerintah untuk terus memberantas peredaran barang kena cukai ilegal.

"Saya minta ke Dirjen (Bea Cukai) supaya bisa turun di bawah 4 persen di 2018. Saya tahu teman-teman Bea Cukai bilang sulit," ujarnya. Namun ia tetap mengapresiasi segala upaya dari Bea Cukai untuk menekan peredaran rokok ilegal itu.

Berdasarkan hasil survei UGM, peredaran rokok ilegal turun dari 12,14 persen pada 2016 menjadi 7,04 persen pada 2018. Sri Mulyani berujar potensi cukai rokok yang berhasil diselamatkan selama periode tersebut mencapai Rp 1,5 triliun.

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

4 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

4 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya