Bappenas Sebut Industri Halal Belum Banyak Diperhatikan
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 25 Juli 2018 14:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan sektor keuangan syariah cenderung lebih banyak diperhatikan dibandingkan industri halal. Padahal, kata dia, industri halal adalah bagian dasar yang bisa mengerakkan pasar keuangan syariah.
Baca : Bappenas: Kemiskinan di Desa Cepat Turun Dibandingkan di Kota
"Harus mulai berpikir bahwa sektor keuangan syariah tidak mungkin berdiri sendiri. Pasar keuangan bergerak pesat jika sektor riil dari industri halal juga bergerak pesat," kata Bambang saat membuka diskusi bertajuk 'Indonesia: Pusat Ekonomi Islam Dunia' di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Juli 2018.
Bappenas hari ini mengelar diskusi mengenai ekonomi islam di Indonesia. Diskusi ini menjadi ajang tukar pikiran antara regulator atau pemerintah dengan pelaku ekonomi syariah baik dari sektor finansial maupun pelaku industri. Dengan adanya diskusi ini, proyeksi ekonomi syariah ke depan bisa menjadi lebih terarah sehingga bisa menyumbang penguatan ekonomi domestik.
Bambang berujar hal ini lah yang kemudian juga membuat sektor keuangan syariah tak kunjung berkembang. Kata dia, aset sektor keuangan syariah tak mampu berkembang di atas angka 5 persen dari total aset perbankan.
Simak: Bappenas: Asian Games 2018 Sokong Pertumbuhan Ekonomi
Karena itu, ke depan pemerintah tengah akan menyusun road map yang lebih luas tidak hanya mencakup sektor keuangan syariah, tetapi juga indusri halal dan juga ekonomi syariah. Selain itu, dalam jangka pendek pemerintah juga akan lebih fokus dalam mengembangkan potensi industri halal untuk mendukung perkembangan pasar syariah.
"Harus diakui saat ini Indonesia lebih banyak sebagai nett consumer dari industri halal. Dalam jangka pendek fokusnya adalah mengurangi dari nett consumer untuk menjadi produser," ujar Bambang.
Menurut Bambang, beberapa sektor yang bisa mulai digerakan dalam memperkuat industri halal adakan pariwisata dan juga pasar barang seperti busana. Bambang menargetkan roadmap penguatan industri halal dan ekonomi syariah secara umum bakal selesai pada akhir tahun ini.
Bappenas berharap penguatan industri halal ini juga bisa membantu defisit transaksi berjalan. Tercatat, secara rata-rata sejak Januari-Juni 2018 neraca perdagangan Indonesia masih dalam kondisi defisit US$ 1,02 miliar. Hal tersebut merupakan selisih dari nilai ekspor US$ 88,01 miliar dan impor US$ 89,04 miliar.