TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menargetkan tingkat kemiskinan pada tahun 2018 tinggal sebesar 9,5 persen.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Bappenas memiliki sejumlah strategi dalam penanggulangan kemiskinan di tahun ini.
"Highlight penanggulangan kemiskinan pada peningkatan pelaksanaan jaminan dan bantuan sosial tepat sasaran dan pemenuhan kebutuhan dasar," kata Bambang di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Januari 2018.
Baca : Bappenas: Kemiskinan di Desa Cepat Turun Dibandingkan di Kota
Bambang menguraikan, kemiskinan dapat ditanggulangi dengan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi terutama pada kelompok makanan. Pemerintah juga akan memastikan program-program pengurangan kemiskinan dan perlindungan sosial disalurkan tepat waktu dan sasaran.
Strategi berikutnya yakni penajaman program seperti perbaikan basis data terpadu untuk penargetan penerima bantuan, perluasan program keluarga harapan (PKH) dan integrasi penyaluran bantuan sosial yang terintegrasi, perluasan bantuan pangan nontunai (BPNT) secara bertahap, peningkatan jangkauan pelayanan dasar seperti air bersih, sanitasi, dan identitas kependudukan, dan perbaikan tata kelola program penanggulangan kemiskinan.
"Perluasan BPNT dari 1,2 juta keluarga penerima manfaat di 44 kota menjadi 10 juta di 217 kabupaten kota," kata Bambang.
Bambang berujar, perluasan BPNT dilakukan dalam lima tahap, dimulai di 44 kota, kemudian berlanjut ke ibu kota dan kabupaten yang dinilai baik indeks kesiapannya, ibu kota wilayah Timur dan kabupaten berindeks baik, dan sisa wilayah lainnya.
Bappenas mengumumkan tingkat kemiskinan pada September 2017 sebesar 10,12 persen. Secara year on year, angka kemiskinan turun sebesar 0,58 persen dengan jumlah pengurangan penduduk miskin sebanyak 1,18 juta jiwa.