IIF: Sentuh USD 247 Triliun, Nilai Utang Global Pecahkan Rekor

Jumat, 13 Juli 2018 13:29 WIB

Pemerintah Diminta Waspadai Utang Swasta

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai utang secara global kembali memecahkan rekor tertinggi pada kuartal I tahun ini. Data dari Institute of International Finance (IIF) menyebutkan utang swasta, pemerintah, dan rumah tangga pada Januari-Maret lalu mencapai US$ 247 triliun (Rp 3,5 juta triliun). Lebih besar 11,8 persen dari nilai utang kuartal I 2017 dan 4,2 persen di atas nominal utang kuartal akhir 2017.

Dari total utang kuartal I tahun ini, porsi terbesar dicetak oleh sektor usaha non-finansial, yakni US$ 186 triliun atau 75,3 persen. Rasio utang pada periode tersebut sudah melampaui 318 persen dari produk domestik bruto (PDB) secara global. "Tingkat utang rumah tangga dan korporasi sudah memecahkan rekor tertinggi pada periode ini," demikian petikan hasil riset IIF, seperti yang dimuat di Koran Tempo, Jumat 13 Juli 2018.

Baca: Biaya Logistik RI Tinggi, Bank Dunia Kucurkan Utang USD 300 Juta

Beban utang yang sedemikian tinggi menjadi kekhawatiran kalangan investor. Apalagi potensinya kian besar lantaran saat ini dunia dilanda perang dagang, yang bisa membuat jeblok pendapatan devisa negara-negara eksportir. "Tingginya utang di sektor korporasi juga seharusnya dipikirkan para pelaku pasar, dan dicari solusinya agar tidak bertambah besar," kata ekonom Natixis, Joseph LaVorgna, kepada CNBC.

Menurut LaVorgna, utang korporasi sangat rentan terhadap suku bunga yang lebih tinggi. Dia pun mengatakan tingginya utang swasta saat ini merupakan dampak dari rendahnya suku bunga pada masa lalu, saat negara-negara besar melonggarkan kebijakan moneter dan memberikan stimulus. Swasta, kata LaVorgna, mengambil kesempatan untuk mencari dana saat suku bunga rendah dan memakai dana tersebut di pasar modal.

Advertising
Advertising

Presiden S & P Investment Advisory Service, Mike Thompson, mengatakan volatilitas pasar dan peluang tingginya inflasi akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina bisa menimbulkan efek yang sangat besar terhadap utang. Namun, kata dia, sejauh ini, pasar keuangan memiliki ketahanan yang cukup mengejutkan di tengah tingginya tekanan.

Lembaga donor pun mengeluarkan peringatan lantaran utang yang kian membengkak. Akhir tahun lalu, Wakil Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), David Lipton, mengatakan tingginya utang dan rendahnya suku bunga menimbulkan risiko pasar yang cukup besar. Adapun Direktur Keamanan Amerika Serikat, Dan Coats, mengatakan utang Negeri Abang Sam itu sudah mencapai US$ 21 triliun. "Ancaman yang mengerikan bagi keamanan ekonomi kita," ujarnya.

April lalu, IMF menyatakan, utang global telah mencapai level tertinggi, di atas rekor US$ 164 triliun yang terjadi pada 2016. Utang tersebut mencapai 225 persen dari PDB. IMF pun memperingatkan pemerintah negara besar dan berkembang untuk menekan tingkat utang. Direktur Departemen Fiskal IMF, Vitor Gaspar, mengatakan negara-negara di seluruh dunia harus memangkas utang publik. "Saat ini tepat untuk meningkatkan ketahanan," ujarnya.

Menurut IMF, utang negara maju melampaui negara berkembang, dengan rasio 105 persen dari PDB. Negara berpendapatan menengah biasanya mencetak rasio utang rata-rata 50 persen dari PDB. Adapun rasio utang negara berpenghasilan rendah sudah di atas 40 persen.

FERY FIRMANSYAH

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

8 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

9 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

9 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

11 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

12 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

13 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

16 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

28 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya