TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Edwin Syahruzad menuturkan ada enam proyek yang akan dibiayai oleh dana hasil penerbitan obligasi berwawasan lingkungan alias green bond.
"Underlying untuk green bond ada enam. Itu terkait energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan air bersih," ujar Edwin selepas pencatatan Green Bond itu di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa, 10 Juni 2018.
Edwin merinci proyek yang dimaksud adalah proyek kereta ringan atau LRT di Palembang dan Jakarta. Selain itu, dana itu juga dialokasikan untuk PT INKA dalam rangka pembuatan rolling stock atau gerbong LRT.
Proyek lainnya adalah Pembangkit Listrik Mini Hydro di Sulawesi Utara dan Sumatera Barat. Terakhir adalah proyek pengolahan air bersih di Cirebon, Jawa Barat.
Direktur PT SMI Darwin Trisna Djajawinata menambahkan, ke depannya ada beberapa proyek yang berada di pipeline, antara lain pembiayaan untuk proyek energi terbarukan, khususnya di kawasan Indonesia Timur.
Baca: Bappenas Sebut Program Satu Juta Rumah Potensial Dibiayai dengan Green Bonds
Proyek yang tengah disiapkan antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Surya di kawasan Nusa Tenggara Timur. Selain itu juga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro di beberapa wilayah.
"Dua di antaranya akan masuk tahun ini, dan akan menjadi underlying issue Greenbond berikutnya," kata Darwin. Selain itu, Darwin menyebut proyek lainnya adalah pembiayaan energi terbarukan di sub-sektor energi Biomassa di daerah Sumatera. "Jadi sangat mungkin menerbitkan Green bond lagi di tahun ini."
PT SMI menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan atau green bond. Penerbitan green bond adalah bagian dari penerbitan umum berkelanjutan senilai Rp 3 triliun dengan nilai emisi Rp 500 miliar pada tahap pertama 2018.
Dalam penerbitan green bond ini, Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini mengatakan periode book building sangat singkat dan terpotong libur panjang. Meski demikian, permintaan terhadap obligasi berwawasan lingkungan itu dinilai cukup baik dan memenuhi target yang diharapkan yaitu Rp 1 triliun.
"Animo investor sangat baik pada saat book building, namun investor mengharapkan imbal hasil yang lebih tinggi karena kenaikan suku bunga," ujar Emma.
Selain itu, terkait dengan kenaikan suku bunga The Fed dan ekspektasi kenaikan BI Rate, beberapa investor menarik minatnya setelah penentuan kupon obligasi dan memilih menunggu kepastian kenaikan suku bunga. Namun demikian, Emma mengatakan selama masa penawaran best effort terdapat tambahan permintaan Green Bond sebesar Rp 145 miliar, sehingga total emisi tahap I menjadi Rp 500 miliar.
Sebagai catatan, PT SMI mendapatkan opini Medium Green dari lembaga lingkungan Center for International Climate Research Oslo (Cicero). Perseroan juga telah memperoleh akreditasi Green Cimate Fund yang memungkinkan perusahaan pelat merah itu menyalurkan dana global kepada beragam proyek infrastruktur berwawasan lingkungan.
Selain green bond, PT SMI juga melakukan penawaran umum berkelanjutan sukuk senilai Rp 3 triliun dengan nilai penerbitan sebesar Rp 1 triliun pada Tahap I Tahun 2018.