Perry Warjiyo: Rupiah Menguat, Dosis Kenaikan Suku Bunga Tepat

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 11 Juli 2018 19:37 WIB

Pengunjung menukar mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, 8 Mei 2018. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan rupiah sejak awal pekan hingga Rabu, 11 Juli 2018 yang bertengger di posisi Rp14.385 per dolar AS, dinilai sebagai sinyal positif dari langkah kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia serta koordinasi kuat dengan pemerintah. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan langkah bank sentral menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin dalam RDG Juni lalu memang dimaksudkan supaya pasar keuangan Indonesia tetap kompetitif, khususnya pasar Surat Berharga Negara.

"Alhamdulillah dalam beberapa waktu terakhir ini terjadi arus masuk asing ke SBN dan itu menjadi satu poin positif yang memang mendorong stabilitas nilai tukar," ujar Perry, Rabu, 11 Juli 2018.

Selain itu, Perry menuturkan bank sentral dan pemerintah melakukan koordinasi yang sangat erat untuk membuat bauran kebijakan antara kebijakan fiskal, kebijakan reformasi struktural dan juga dukungan dari kebijakan bank sentral dan juga dari OJK.

Baca:
Rupiah Bergerak di Kisaran Rp 14.340-14.400, Cenderung Menguat

Menurutnya, koordinasi itu memang akan diarahkan untuk mendorong ekspor mengurangi impor mendorong pariwisata dan mendorong arus modal asing untuk pembiayaan ekonomi.

"Koordinasi terus dilakukan untuk tidak hanya memperkuat dari transaksi berjalan kita tapi juga mendorong pertumbuhan dan itu menjadi satu poin penting," ujar Perry.

Advertising
Advertising

Selanjutnya, dia menegaskan BI akan terus berada di pasar memantau pasar menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga stabilitas nilai tukar dengan berbagai instrumen yang ada.

Baca: Rupiah Melempem, Industri Farmasi Dilema Naikkan Harga Produk

Jumat 29 Juni 2018, Bank Indonesia kembali melakukan penyesuaian suku bunga kebijakan BI 7 Days (Reverse) Repo Rate (BI-7DRR) sejumlah 50 bps menjadi 5,25 persen sebagai respons luar biasa bank sentral dalam menyikapi perkembangan kurs rupiah yang semakin tertekan akibat penguatan dolar AS.

Bank Indonesia mengungkapkan dalam operasi moneternya telah mengucurkan dana hingga Rp 18,5 triliun dalam rangka intervensi pasar sekunder surat utang pemerintah dari awal tahun hingga hari ini, Selasa, 11 Juli 2018 dalam upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, intervensi pada pasar sekunder sekitar Rp 18,5 triliun. Adapun untuk pasar primer yang bukan dalam konteks intervensi sekitar Rp 42 triliun.

BISNIS

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

6 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

7 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

9 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

15 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

3 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya