Sri Mulyani: Pendidikan Vietnam Lebih Baik Dibandingkan RI

Selasa, 10 Juli 2018 18:02 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat hadir dalam rapat paripurna pembukaan masa sidang Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 18 Mei 2018. TEMPO/Adam Prireza

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan data ke Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) soal pendidikan di Vietnam yang lebih baik dari Indonesia. Sri Mulyani membandingkan dengan Vietnam, karena sama-sama mengalokasikan 20 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaran (APBN) untuk pendidikan.

"Mereka mulai di belakang kita, tapi Vietnam kalau dihitung score test-nya, anak murid mereka lebih tinggi," kata Sri Mulyani di Aula Gedung Guru Indonesia, Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018.

Baca juga: Sri Mulyani Sindir Tunjangan Guru: Besar Tapi Tak Berkualitas

Sri Mulyani mencontohkan skor tes di tiga bidang, yaitu matematika, membaca, dan sains. Pada bidang matematika, kata Sri Mulyani, skor tes di Vietnam bisa mencapai 90, sedangkan di Indonesia 60 sampai 70.

"Membaca, kelihatannya sangat sederhana. Membaca saja Indonesia di bawah," kata Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, Indonesia ada di bawah Vietnam. Padahal harapan mendidik di Indonesia adalah untuk karakter dan nilai supaya masyarakat tetap memiliki loyalitas, militansi, menjaga kedaulatan RI, juga ingin memiliki generasi yang mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman.

"Kalau mengikuti media sosial Instagram dan Facebook gampang, tapi menciptakan menjadi sulit," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan PGRI merupakan pilar penting yang tidak hanya memperjuangkan kesejahteraan guru, tapi juga untuk memperjuangkan hasil pendidikan yang baik. Menurut Sri Mulyani, konstitusi Indonesia mengharapkan keberpihakan kepada sumber daya manusia. Karena itu, menurut Sri Mulyani, pendidikan menjadi hal yang sangat penting.

Sri Mulyani mengatakan setiap tahun anggaran untuk pendidikan naik, karena pendapatan dan belanja negara naik. Pemerintah mengalokasikan 20 persen atau Rp 444 triliun APBN untuk pendidikan. Menurut Sri Mulyani, pada 2009 anggaran pendidikan sekitar Rp 160 triliun, pada 2013 naik menjadi Rp 332 triliun dan pada 2017 juga naik menjadi Rp 419,8 triliun.

Sri Mulyani juga menyampaikan upaya pemerintah yang saat ini sangat gencar menekan jumlah anak-anak yang kurang gizi atau stunting. Karena kurang gizi, kata Sri Mulyani, juga membuat kemampuan otak tidak berkembang dengan maksimal.

Sri Mulyani mengatakan saat ini 37 persen anak Indonesia mengalami kurang gizi yang menyebabkan mereka kuntet. "Bukan masalah kurus dan gemuk, tapi masalah otak berkembang penuh atau tidak. Kami berusaha penuh menguranginya dan mengatasi stunting," ujar Sri Mulyani.

Berita terkait

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

7 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

11 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

12 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

14 jam lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

1 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

1 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

2 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

2 hari lalu

Isu Kabinet Prabowo Banyak Beredar, PGRI Berpesan Jangan Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

PGRI mengingatkan bahwa pemerintahan baru di bawah Prabowo jangan dengan mudah mengubah kurikulum pendidikan.

Baca Selengkapnya