Pemerintah Jaga Inflasi dengan Mengatur Harga Dua Kebutuhan Ini
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 2 Juli 2018 15:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan harga listrik dan bahan bakar minyak bersubsidi yang tetap merupakan upaya pemerintah untuk menjaga inflasi. Hal tersebut merespon Badan Pusat Statistik yang baru mengeluarkan data inflasi.
"Sekarang kami lihat dengan pemerintah kebijakannya dengan buat supaya harga bbm bersubsidi tetap, listrik bersubsidi tetap tetap, maka itu menjaga inflasinya," kata Suahasil saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 2 Juli 2018.
Baca: Ekonom Indef Prediksi Inflasi Juni Maksimal 0,3 Persen
Menurut Suahasil menjaga inflasi yang stabil di tingkat yang rendah itu sangat penting. Hal tersebut karena komponen terpenting di Produk Domestik Bruto (PDB) adalah konsumsi.
"Kalo mau PDB mau tumbuh lebih tinggi 5,2 atau 5,4, konsumsi tidak bisa tumbuh hanya 5,0, dia musti tumbuh di angka 5,1," kata Suahasil.
Menurut Suahasil, pertumbuhan konsumsi itu hanya bisa dicapai kalau masyarakat pendapatannya naik dengan inflasi rendah. Dengan begitu menurut Suahasi daya beli tidak termakan inflasi yang tinggi.
Baca: Harga Daging Ayam dan Telur Kerek Inflasi Mei Jadi 0,21 Persen
BPS mencatat inflasi pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen. Inflasi tahun kalender tercatat 1,90 persen, sementara inflasi dari tahun ke tahun 3,12 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota yang dipantau, semuanya mengalami inflasi. Adapun inflasi Juni paling dominan disumbang kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,15 persen, tarif angkutan antar kota 0,08 persen, serta kenaikan harga ayam ras 0,03 persen dan ikan segar 0,08 persen.
"Pada Juni 2018 terjadi inflasi sebesar 0,59 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 133,77," kata Suhariyanto di kantor BPS, hari ini.
Menurut data BPS, inflasi tertinggi terjadi di Tarakan, yaitu 2,71 persen dengan IHK 146,13 persen. Adapun yang terendah terjadi di Medan dan Pekanbaru dengan angka inflasi masing-masing 0,1 persen serta IHK 136,47 dan 134,60.
Suhariyanto mengatakan inflasi pada Juni tahun ini lebih rendah ketimbang tahun lalu yang 0,69 persen. Pada tahun lalu, periode Lebaran juga jatuh pada Juni.
Angka inflasi Lebaran tahun ini, kata Suhariyanto, juga lebih rendah ketimbang dua tahun lalu. Inflasi Juni 2016 juga tercatat 0,66 persen. "Inflasi bulan ini paling rendah ketimbang Lebaran sebelumnya. Ini angka yang menggembirakan."
Suhariyanto menyebut amannya angka inflasi bulan ini disebabkan upaya pemerintah dan Bank Indonesia yang sukses mengendalikan harga selama masa Lebaran 2018.
HENDARTYO HANGGI | CAESAR AKBAR