TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen. Inflasi tahun kalender tercatat 1,30 persen, sementara inflasi dari tahun ke tahun 3,23 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota yang dipantau, 65 kota mengalami inflasi, sementara 17 kota mengalami deflasi. Adapun inflasi Mei disumbang kenaikan harga komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras serta tarif angkutan udara.
Baca: Data Inflasi BPS Diprediksi Dongkrak Penguatan IHSG Hari Ini
"Pada Mei 2018 terjadi inflasi sebesar 0,21 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 132,99," kata Suhariyanto di kantor BPS, Senin, 4 Juni 2018.
Menurut data BPS, inflasi tertinggi terjadi di Tual, yaitu 1,88 persen dengan IHK 149,87 persen. Adapun yang terendah terjadi di Purwokerto dan Tangerang dengan angka inflasi masing-masing 0,1 persen serta IHK 129,28 dan 139,95.
Baca: Indef: Pakaian dan Bahan Makanan Bakal Jadi Pemicu Inflasi di Mei
Suhariyanto mengatakan inflasi pada Mei tahun ini lebih rendah ketimbang tahun lalu 0,39 persen. Pada tahun lalu, periode puasa dan Lebaran juga jatuh pada Mei-Juni.
Angka inflasi Ramadan tahun ini, kata Suhariyanto, juga lebih rendah ketimbang dua tahun lalu. Inflasi Juni 2016 tercatat 0,66 persen. "Jauh lebih rendah, ini menggembirakan," ujarnya.
Baca: Inflasi Rendah, Gubernur BI: Tingkat Konsumsi Masyarakat Membaik
Suhariyanto menyebut amannya angka inflasi bulan ini disebabkan upaya pemerintah menjaga harga beberapa komoditas yang kerap bergejolak, seperti beras, cabai rawit, dan bawang putih.
Ke depan, Suhariyanto berharap tingkat inflasi dapat terjaga. Dengan begitu, inflasi bisa terjaga di angka 3,5 persen plus minus 1 persen. "Ada banyak hal yang bisa dilakukan, misalnya distribusi pangan, operasi pasar, dan manajemen stok," ucapnya.