Rupiah Melemah Hingga 14.404 per Dolar AS, Ini Penyebabnya

Jumat, 29 Juni 2018 12:45 WIB

Warga menghitung mata uang rupiah hasil jual mata uang dolar, di money changer. Mata uang rupiah kini semakin melemah akibat krisis global. Jakarta, 25 Agustus 2015. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebutkan pelemahan kurs rupiah belakangan ini di antaranya karena besarnya tekanan global setelah perang dagang AS-Cina yang terus berlanjut. "Ekspektasi kenaikan Fed rate 4 kali tahun ini dan kenaikan harga minyak karena Trump serukan boikot impor minyak dari Iran," ujarnya ketika dihubungi, Jumat, 29 Juni 2018.

Bhima menjelaskan US Dolar index sempat naik ke 95,3. Artinya dolar AS menguat terhadap mata uang dominan lainnya. Sementara kurs tengah Bank Indonesia mencatat kurs rupiah siang hari ini berada di level Rp 14.404 per dolar AS.

Baca: Kurs Dolar AS Terus Menguat Menjelang Rapat Dewan Gubernur BI

Sayangnya, menurut Bhima, dari-data ekonomi di dalam negeri di bawah ekspektasi pelaku pasar. Data domestik yang dimaksud misalnya neraca perdagangan Mei kembali defisit di level US$ 1,52 miliar, defisit transaksi berjalan melebar dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 dikoreksi turun sulit tembus 5,4 persen.

Hal tersebut juga yang membuat pelaku pasar melakukan net sell atau aksi jual di bursa saham dan pasar surat utang. Yield SBN 10 tahun juga terus naik di kisaran 8,1 persen menunjukkan investor cenderung melepas kepemilikan SBN. Selain itu naiknya yield spread antara SBN dan Treasury bond makin melebar.

Advertising
Advertising

Baca: Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan jadi Sentimen Positif Rupiah

Bhima menambahkan, di dalam negeri sudah terlihat capital outflow dari pasar modal dan surat utang. Investor asing pun menghindari negara berkembang.

Pelemahan kurs rupiah hari ini, menurut Bhima, bukan hanya terparah sepanjang 2018 tapi juga terparah sejak Oktober 2015. Prediksinya rupiah hingga akhir tahun akan terus fluktuatif bergerak di kisaran 14.200-14.800.

Sementara itu Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memperkirakan dolar AS akan bergerak stabil di sekitar level 95,2-95,5 terhadap beberapa mata uang utama dunia terutama Euro pada perdagangan hari ini.

Adapun ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan kondisi perekonomian Indonesia saat ini rentan terhadap penguatan dolar AS. Hal tersebut sebagai konsekuensi dari impor komoditas dan deindustrialisasi dalam satu dekade terakhir. “Dulu porsi sektor industri kita (Indonesia) hampir 30 persen, sekarang justru turun ke arah 25 persen," tutur David.

Hal tersebut, menurut David, mengganggu penyerapan tenaga kerja. "Apabila tidak ada tenaga kerja atau banyak pengangguran, maka daya beli masyarakat akan terpengaruh, pendapatan menurun, akan mengganggu ekonomi,” katanya menanggapi soal pelemahan rupiah belakangan ini.

BISNIS

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

20 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

3 hari lalu

Timnas AMIN Jelaskan Urgensi Pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bahas RAPBN 2025

Awalil menilai pertemuan dan koordinasi antara Jokowi dan Prabowo memang diperlukan dan sangat penting dilakukan saat ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

4 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya