Studi Perilaku Ramadan 2018: Lailatul Obral sampai Zakat Digital

Jumat, 22 Juni 2018 13:49 WIB

Lebaran 2018 masih tiga bulan lagi, namun sejumlah toko di pusat-pusat perbelanjaan sudah mulai menawarkan diskon untuk koper dari berbagai merek. Diskon yang ditawarkan pun tak tanggung-tanggung mulai dari 50 persen hingga 70 persen untuk koper berbagai ukuran di Mall Gandaria City, Jakarta Selatan, 17 Maret 2018. TEMPO/Dewi Nurita

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat peredaran uang di Indonesia selama momen Ramadan hingga lebaran meningkat sebanyak 15,3 persen atau menjadi sekitar Rp 188,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Tak hanya peredaran uang, Kementerian Perhubungan juga mencatat perpindahan manusia saat arus mudik juga meningkat untuk seluruh jenis moda trasnportasi.

Arus uang dan perpindahan manusia yang meningkat ternyata juga diikuti sejumlah tren konsumsi masyarakat. Apalagi, tahun ini permintaan pemerintah untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) digadang-gadang bakal mampu mendongkrak daya beli dan konsumsi di masyarakat.

Baca: Daftar Produk Paling Laris di Shopee Selama Ramadan

Inventure, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang riset dan konsultasi pemasaran baru-baru ini merilis sebuah studi mengenai perilaku konsumsi masyarakat selama Ramadan hingga Lebaran 2018. Studi tersebut diberi judul "Lebaran Zaman Now, Perilaku Mudik dan Strategi Pemasaran."

Dari beberapa perilaku konsumen yang dicatat oleh Inventure, ada lima perliaku yang menarik diperhatikan.

Advertising
Advertising

1. Lebaran adalah Liburan

Menurut Inventure, momen lebaran dan mudik kali ini juga dimanfaatkan untuk liburan. Apalagi, dengan jatah cuti libur yang mencapai satu minggu, bakal dimanfaatkan pemudik berserta keluarga untuk mengeksplorasi destinasi wisata yang ada di daerahnya. Hal ini pula yang kemudian dimanfaatkan oleh maskapai penerbangan dan juga hotel-hotel di daerah untuk membuat paket wisata lebaran.

Baca: 18 Ribu UMKM Didorong Berjualan Online Selama Ramadan

2. Lailatul Obral hingga Online Night Sale

Setiap menjelang lebara atau 10 hari menjelang bulan Ramadan berakhir, mal-mal dan pusat perbelanjaan di kota besar seperti Jakarta selalu mengelar acara late night sale atau diskon tengah malam. Acara ini biasanya selalu menjadi ajang bagi pemburu diskon untuk mencari baju dan pakaian dengan harga miring.

Tak hanya mal-mal yang menggelar late night sale, tak ketinggalan para pemain online marketplace atau e-commerce juga menggelar hal serupa. Bedanya, jika pembeli late night sale di mal-mal harus antre, maka pembeli di e-commerce hanya perlu mempersiapkan kuota internet yang cukup dan kencang serta menyiapkan kopi untuk begadang memburu barang yang dicari.

Dari sana terlihat adanya perubahan pola perilaku konsumsi. Bulan suci Ramadan yang seharusnya menjadi ajang menahan hawa nafsu justru digunakan untuk berbelanja yang menggila demi penampilan optimal. Saat harus i'tikaf mengejar Lailatur Qodar namun justru tergoda mengejar Lailatul Obral.

3. Mudik Sama Dengan Pamer Kesuksesan

Bagi sebagian orang, momen Lebaran dan mudik kini dimanfaatkan menjadi ajang pamer kesuksesan. Menurut Inventure, rasanya tidak lengkap saat lebaran jika belum pamer mobil baru, gawai baru bahkan pasangan baru.

Studi Nielsen selama bulan Ramadan menemukan adanya peningkatan kepemilikan smartphone sebesar 7 persen dan juga rencana untuk membeli smartphone mengalami peningkatan 4 kali lipat. Selain itu, kepemilikan mobil meningkat 21 persen dan rencana untuk membeli mobil juga meningkat 3,5 kali lipat.

4. Meski Mahal, Mudik adalah Kewajiban Sosial

Mudik sebagai sebuah perilaku membutuhkan suntikan dana yang tak sedikit. Misalnya, untuk transporatasi, oleh-oleh kerabat di kampung, angpau untuk keluarga, hingga ongkos untuk berlibur dan kuliner. Celakanya,harga-harga barang dan konsumsi saat ramdan hingga lebaran seringkali menjadi selangit.

Tak usah heran jika gaji dan tunjangan hari raya yang dibayar pun hanya numpang lewat.
Tapi semua itu tak menjadi masalah, karena mudik adalah “kewajiban sosial” yang harus
dijalankan. Begitu anggaran defisit, kalau perlu ngutang atau menggadaikan perhiasan. Karena itu tak perlu heran, jika rumah gadai dan toko perhiasan penuh dengan nasabah.

5. Zakat Zaman Now Gunakan Fintech

Di jaman munculnya financial technology (fintech), urusan membayar zakat kini semakin mudah dan techy. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) misalnya, tahun ini meluncurkan M-cash untuk memudahkan muslim zaman now membayar zakat. Baznas juga menggandeng Go-Pay meluncurkan layanan pembayaran zakat non tunai dengan QR Code.

Tak ketinggalan, digital payment milik Telkomsel, TCash bersama Rumah Zakat juga menghadirkan fitur donasi digital yang dimanfaatkan banyak pengguna ponsel di bulan Ramadan ini. Sementara itu, OVO berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa memberikan layanan aplikasi pembayaran zakat yang mudah, cepat dan aman.

Berita terkait

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

3 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

4 hari lalu

Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak

Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

4 hari lalu

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

4 hari lalu

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret memberikan tips kelola keuangan dalam perencanaan keuangan.

Baca Selengkapnya

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

4 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

5 hari lalu

Bawang Merah Rp 80 Ribu, Menteri Zulhas: Gara-gara Lebaran

Harga bawang merah naik hingga Rp 80 ribu per kilogram. Menteri Zulhas bilang gara-gara lebaran.

Baca Selengkapnya

Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

5 hari lalu

Penumpang Commuter line di Masa Angkutan Lebaran Mencapai 20 Juta

PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI mencatat total 20.944.000 penumpang commuter line selama masa angkutan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

5 hari lalu

22 Hari Jadi Angkutan Lebaran, PT KAI Divre 1 Sumut Angkut 187.584 Penumpang

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi menutup pelaksanaan Angkutan Lebaran 2024 yang telah berlangsung selama 22 hari sejak 31 Maret.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya