KSSK Sebut 15 Bank Berisiko Sistemik, Ini Sebabnya

Selasa, 1 Mei 2018 12:08 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah usai memberikan keterangan pers setelah pertemuan forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) triwulan I-2018 di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, 30 April 2018. Rapat itu adalah rapat terakhir KSSK dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo yang akan mengakhiri masa jabatannya. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada triwulan I-2018 menambah jumlah bank berisiko sistemik dari 11 menjadi 15. Hal ini dengan pertimbangan adanya peningkatan jumlah aset, jangkauan hubungan dengan industri keuangan lain, dan kompleksitas produk bank tersebut.

"Lima belas bank sistemik ini harus memenuhi tambahan modal (capital surcharge) secara bertahap, dan harus buat recovery plan, sebagaimana yang sudah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan," kata Anggota KSSK Wimboh Santoso di Jakarta, Senin malam, 30 April 2018.

Baca: OJK Wajibkan Bank Sistemik Setor Tambahan Modal

Bank dikategorikan sebagai berdampak sistemik jika mengalami gangguan likuiditas atau kolaps akan berdampak ke perbankan lain. Selain itu, kolapsnya bank tersebut bahkan berpotensi menimbulkan krisis di sektor keuangan. KSSK enggan merinci entitas 15 bank tersebut.

KSSK menetapkan bank yang berdampak sistemik ini setiap enam bulan sekali. Artinya, status bank berdampak sistemik tidak permanen, tergantung apakah bank pada periode tertentu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh OJK. Kriteria itu berdasarkan jumlah aset yang dimiliki, kompleksitas produk yang beragam dengan besaran konglomerasi keuangan yang menaungi bank tersebut.

Advertising
Advertising

Menurut Wimboh yang juga Ketua Dewan Komisioner OJK, hingga Maret 2018, industri perbankan cukup kuat meskipun tekanan keluaranya arus modal asing semakin kencang. Pelemahan rupiah sepanjang Januari hingga Maret 2018 tidak berdampak signifikan ke kredit maupun permodalan bank.

Rasio Kecukupan Modal (CAR) perbankan per Maret 2018 mencapai 22 persen (yoy). Besaran CAR industri bank tersebut, kata Wimboh, menandakan industri bank masih memiliki fundamental yang kuat.

Pertumbuhan kredit perbakan di Maret 2018 sebesar 8,5 persen (yoy). Kredit perbankan bertumbuh lebih tinggi dibanding Februari yang 8,2 persen (yoy).

Namun, Dana Pihak Ketiga (DPK) bank tercatat menurun menjadi 7,66 persen (yoy) di Maret 2018 dari 8,44 persen (yoy) pada Maret 2018. Wimboh mengakui penurunan DPK karena penyesuaian pendanaan yang disalurkan investor. "Memang ada rebalancing investor," kata Wimboh.

Namun Wimboh enggan merinci apakah penurunan pendanaan bank tersebut karena keluarnya arus modal asing atau bukan. "Sejauh ini likuiditas perbankan masih cukup untuk memenuhi target pertumbuhan kredit," ujar Wimboh. Tahun ini OJK menargetkan pertumbuhan kredit di 12,22 persen (yoy) sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB).

ANTARA

Berita terkait

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

6 jam lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

2 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

2 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

2 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

5 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

5 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

6 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya