Ketua DPD Sebut Utang Pemerintah Tak Perlu Diributkan Karena..

Senin, 30 April 2018 09:19 WIB

Ketua DPD Oesman Sapta Odang menggelar open house pada hari kedua Lebaran di rumahnya di Jalan Karang Asem Utara, Jakarta, 26 Juni 2017. TEMPO/Arkhelaus Wisnu

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Oesman Sapta Odang angkat bicara soal riuh rendah publik menanggapi soal utang pemerintah. Ia mengatakan bahwa sudah saatnya masyarakat tidak meributkan utang pemerintah, namun memikirkan bagaimana membangun daerah guna menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

Oesman menyayangkan masyarakat yang sering salah mengerti persoalan utang. Pasalnya, tidak ada pemerintah yang tidak punya utang karena utang pemerintah merupakan kelanjutan dari utang-utang pemerintahan sebelumnya.

Baca: SBY Disebut Raja Utang, Demokrat Bandingkan dengan Jokowi

Lebih jauh Oesman menilai utang pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah berjalan selama tiga setengah tahun, merupakan yang terkecil dibandingkan sejumlah pemerintahan sebelumnya. Kalaupun utang negara terlihat besar karena merupakan akumulasi dari utang-utang sebelumnya.

“Utang pemerintahan saat ini merupakan yang terkecil dibandingkan sejumlah pemerintahan sebelumnya. Bahwa ada kewajiban membayar besar, betul karena sebagai pertanggungjawaban utang yang lama,” ujar Oesman, Ahad, 29 April 2018.

Advertising
Advertising

Menurut Oesman, masyarakat juga tidak perlu takut dengan utang, selama pembangunan berjalan dan pemerintah melakukan hal-hal yang bermartabat. Apalagi pemerintah saat ini lebih fokus membangun infrastruktur di daerah-daerah.

Tanpa pembangunan di daerah yang menggunakan dana utang tersebut, kata Oesman, maka pembangunan nasional tidak bisa berjalan. Sedangkan kemajuan pembangunan ekonomi daerah harus ditunjang oleh pembangunan infrastruktur yang tengah dilakukan pemerintah saat ini. “Infrastruktur ini nantinya akan menggerakkan pembangunan ekonomi,” ujarnya.

Sebelumnya Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, mengatakan tidak ada masalah dalam isu utang pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Ia pun menyebut Indonesia tidak akan bangkrut akibat utang yang per bulan Februari 2018 telah mencapai Rp 4.034 triliun.

"Saya rasa tidak akan bangkrut. Kalau ditanya ada apa dengan utang pemerintah Jokowi, jawabannya ya tidak ada apa-apa," kata Suminto dalam sebuah diskusi di kantor DPP Taruna Merah Putih, Jakarta, Kamis, 12 April 2018.

Alasannya, kata Suminto, pemerintah mengelola utang itu dengan baik dan telah memberikan kepastian dapat membayarnya. Selain itu, ia juga menyebut rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDO) saat ini pada level 29,2 persen, jauh dari batasan yang ditetapkan yaitu 60 persen. "Pemerintah juga menggunakan utang ini untuk hal-hal yang produktif," ujar Suminto.

BISNIS

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

2 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

3 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

3 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

5 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

6 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

7 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

10 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya