Jokowi Temui Delegasi Asian Infrastructure Investment Bank
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 12 Maret 2018 10:21 WIB
TEMPO.CO, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini menerima delegasi Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Istana Kepresidenan Bogor. Presiden didampingi Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung menerima delegasi AIIB di ruang Garuda Istana Bogor pada pukul 09.00 WIB.
Para delegasi AIIB yang diterima Presiden di antaranya Alternate Director (Kazakstan) Nurym Ayazbayev, Director (Turki) Mehmet Alper Batur, Alternate Director (Prancis) Phileppe Baudry, Alternate Director (Italia) Alberto Cogliate, dan Alternate Director (Bangladesh) Zahidul Haque. Selain itu, Director (India) MM Kutty, Director (Australia) Christopher Legg, Director (United Kingdom) Emil Levendoglu, Alternate Director (Laos) Angkhansada Mouangkham, Alternate Director (Israel) Ofer Peleg, Alternate Director (Polandia) Radek Pyffel, dan Director (Indonesia) Rionald Silaban.
Baca: Jokowi Sebut Perputaran Uang di Bisnis Hobi Burung Capai Rp 1,7 T
Presiden Jokowi mengapresiasi kedatangan delegasi AIIB yang akan melihat beberapa proyek, seperti di Solo dan proyek mass rapid transit (MRT). Indonesia menjadi anggota Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sejak 2016. Bank itu juga telah mendanai 12 proyek infrastruktur besar untuk negara-negara anggotanya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, dari 12 proyek tersebut, tiga di antaranya merupakan proyek infrastruktur di Indonesia, yakni untuk sektor urban dan multisektor. Di sektor urban sedikitnya ada dua proyek, yakni Peningkatan Permukiman Kumuh Nasional di Indonesia serta Proyek Dana Pembangunan Infrastruktur Daerah dan Proyek Perbaikan dan Keselamatan Operasional Damage.
Proyek Peningkatan Permukiman Kumuh Nasional didanai dengan dana pinjaman dari AIIB sebesar US$ 216,5 juta atau setara Rp 2,8 triliun dan Bank Dunia sebesar US$ 216,5 juta. Sedangkan multisektor meliputi Proyek Dana Pembangunan Infrastruktur Daerah serta Proyek Perbaikan dan Keselamatan Operasional Damage Tahap II.
Pembangunan infrastruktur di sejumlah daerah menjadi salah satu fokus perhatian Presiden Jokowi agar daerah tak lagi bergantung pada komoditas tertentu. Sebab, begitu harga komoditas jatuh, wilayah di Sumatera, Kalimantan, sampai Papua langsung terkena dampak negatifnya.
"Ini sesuatu yang perlu kita pahami, kadang orang menganggap Presiden Jokowi membangun infrastruktur seperti hobi. Itu bukan hobi, melainkan kebutuhan fundamental dari ekonomi Indonesia supaya makin inklusif," kata Sri Mulyani di acara Indonesian Economy: Getting Ready for Demographic Bonus di gedung World Trade Center, Jakarta, awal Desember tahun lalu.
ANTARA