Bos IMF Singgung Tenaga Kerja Wanita, Ini Jawaban CEO Bukalapak

Jumat, 2 Maret 2018 07:25 WIB

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde dan pendiri Bukalapak. com Achmad Zaky didampingi Rektor UGM Panut Mulyono dalam diskusi yang digelar di kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kamis 1 Maret 2018. TEMPO/PRIBADI WICAKSONO

TEMPO.CO, Yogyakarta - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde tak diduga menanyakan hal-hal detail pada pendiri startup Bukalapak Achmad Zaky dalam diskusi yang digelar di kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kamis sore lalu.

Lagarde yang awalnya mengorek seputar perusahaan Bukalapak, tiba tiba langsung menyinggung soal ketenagakerjaan perempuan kepada Zaky. "Berapa banyak perempuan yang bekerja di perusahaanmu?" tanya Lagarde, Kamis sore, 1 Maret 2018.

Baca: Sambangi Gubernur DIY, Bos IMF Disuguhi Tari Beksan Lawung

Zaky menjelaskan pihaknya saat ini berusaha menyeimbangkan jumlah tenaga kerja perempuan dan laki laki di perusahaan yang memiliki tenaga kerja inti 30 orang itu agar sama banyak. "Kami sedang mengupayakan jumlahnya (tenaga kerja perempuan) bisa fifty-fifty (dengan laki laki)," ujarnya.

Soal tenaga kerja perempuan, menurut Lagarde, adalah hal yang penting. Karena persoalan partisipasi tenaga kerja perempuan juga penting untuk wajah perekonomian Indonesia.

Advertising
Advertising

Lagarde menuturkan, meski tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan Indonesia saat ini dilaporkan sudah mencapai 51 persen dari populasi penduduk berkelamin perempuan, namun tetap ada ketimpangan.

Pasalnya, bila dibandingkan dengan tingkat partisipasi angkatan kerja laki laki, angkanya sudah mencapai 81 persen. "Sebab tingkat partisipasi angkatan kerja ini juga berkaitan dengan tingkat kesejahteraan serta ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang terjadi," ucap Lagarde.

Lebih jauh Lagarde menuturkan banyak hal mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan. Mulai dari individu sendiri, lingkungan, perusahaan juga kebijakan pemerintah. "Jadi saya ingin tahu apa yang dia (Zaky) lakukan (soal tenaga kerja perempuan), dan itu sangat positif," tuturnya.

Zaky menuturkan perusahaanya juga dilengkapi dengan ruangan laktasi untuk ibu menyusui, day care, juga ruang bermain anak agar para ibu yang bekerja bisa tetap fokus tanpa khawatir. Termasuk jika ada karyawan yang menjadi ibu itu sedang repot dengan anak di rumah, maka karyawan itu diizinkan bekerja dari rumah. "Sekarang teknologi sudah memungkinkan orang berkomunikasi kapan dan di mana saja, tempat (bekerja) menjadi tak terlalu penting," ujarnya.

Kesejahteraan dan kenyamanan, menurut Zaky, penting agar orang orang yang bekerja di perusahaannya terdorong melakukan inovasi untuk pengembangan perusahaan. "Misalnya menyediakan makan siang dan malam gratis," katanya menjawab pertanyaan bos IMF itu lebih jauh.

Berita terkait

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

52 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

56 hari lalu

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

57 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

57 hari lalu

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

12 Februari 2024

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.

Baca Selengkapnya

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

8 Februari 2024

Pemilu Pakistan Diganggu ISIS, Lima Polisi Tewas di Hari Pemungutan Suara

ISIS mengganggu pemilu Pakistan, sedikitnya lima polisi tewas dalam serangan militan ketika negara itu melakukan pemungutan suara.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

7 Februari 2024

Kemenkeu Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Tembus 5,2 Persen di 2024, Ini Sebabnya

Kementerian Keuangan memperrkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

29 Januari 2024

Sri Mulyani Dorong Pendanaan Berkelanjutan untuk Atasi Perubahan Iklim

Indonesia turut mengalami dampak dari perubahan iklim ekstrem, Sri Mulyani bilang, pendanaan berkelanjutan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

29 Januari 2024

Mandiri Sekuritas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,1 Persen Tahun Ini, Apa Saja Faktor Pendorongnya?

Mandiri Sekuritas memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5,1 persen pada 2024. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Sri Mulyani yang Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi

19 Januari 2024

Sepak Terjang Sri Mulyani yang Dikabarkan Siap Mundur dari Kabinet Jokowi

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani dikabarkan akan mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Sebenarnya, ia telah berkecimpung dalam dunia ekonomi sejak 2002 silam.

Baca Selengkapnya