Kemenhub Bangun Dry Port di Perbatasan Indonesia-Malaysia
Reporter
Bisnis.com
Editor
Anisa Luciana
Jumat, 23 Februari 2018 15:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah membangun dry port (pelabuhan daratan) di dekat pos lintas batas Entikong, Kalimantan Barat. Progres konstruksi telah mencapai 40 persen dan ditargetkan rampung akhir tahun ini.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan dry port sangat penting bagi kelancaran arus barang internasional di wilayah perbatasan. Selama ini, arus barang belum terkonsolidasi secara optimal, terlebih untuk arus ekspor.
"Ini pesan dari Presiden, saya minta sebelum Desember sudah beroperasi. Jadi, November 2018 akan kami resmikan," ujarnya di Entikong, Jumat, 23 Februari 2018.
Baca juga: Pemerintah Juga akan Bangun Dry Port di Tangerang dan Bogor
Menhub Budi Karya menambahkan selain fungsi dry port, Kemenhub juga membuat fasilitas tambahan seperti pojok etalase produk unggulan Kalimantan Barat. Dia menekankan fasilitas untuk kuliner juga akan dibuat karena Kemenhub ingin dry port juga nyaman bagi pekerja maupun pelancong.
Saat ini, pembangunan dry port Entikong telah memasuki tahap ketiga dengan biaya mencapai lebih dari Rp 76 miliar. Tahap terakhir ini mencakup pembangunan gudang, jembatan timbang, gedung pengelola dan fasilitas pendukung seperti kantin.
Sementara itu, dalam tahap pertama dan kedua yang sudah rampung, biaya pembangunan mencapai masing-masing Rp 9,2 miliar dan Rp 48,7 miliar. Dengan demikian, total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 134,4 miliar.
Menhub menuturkan jalan akses dry port akan dipisahkan dengan jalan umum seperti Terminal Inland Tebadau, Malaysia. Tebadau hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong. Seluruh arus barang dari dan menuju Indonesia dipusatkan di dry port tersebut.