BPS: Ekspor Barang dan Jasa Jadi Komponen Pertumbuhan Tertinggi

Reporter

Andita Rahma

Editor

Martha Warta

Senin, 5 Februari 2018 14:56 WIB

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 20 Oktober 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada September 2017 turun dibanding bulan sebelumnya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat perekonomian Indonesia pada 2017, yang diukur berdasarkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku, mencapai Rp 13.588 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp 51,89 juta.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07 persen, atau lebih tinggi dibanding pada 2016 yang tercatat 5,03 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT), pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT), pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P), pembentukan modal tetap bruto (PMTB), serta ekspor barang dan jasa.

Baca: BPS: Pertumbuhan Ekonomi 2017 Capai 5,07 Persen

"Ekspor barang dan jasa menjadi komponen pertumbuhan tertinggi sebesar 9,09 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 5 Februari 2018. Diikuti komponen PK-LNPRT sebesar 6,91 persen dan komponen PMTB sebesar 6,15 persen.

"Realisasi investasi riil jadi kuartal keempat juga naik 12,7 persen secara tahunan menjadi Rp 179,6 persen," ujar Suhariyanto.

Advertising
Advertising

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan, komponen PK-RT menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017, yakni sebesar 2,69 persen dan komponen PMTB sebesar 1,98 persen.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan pengeluaran triwulan keempat 2017, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 8,50 persen, yang diikuti pertumbuhan PMTB sebesar 7,27 persen, komponen PK-LNPRT 5,24 persen, PK-RT sebesar 4,97 persen, dan PK-P 3,81 persen.

Sementara itu, komponen impor barang dan jasa tumbuh 11,81 persen. Namun impor merupakan faktor pengurang dalam PDB.

Di sisi lain, struktur PDB Indonesia, menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku, tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Aktivitas permintaan akhir masih didominasi komponen PK-RT yang mencakup lebih dari setengah PDB Indonesia.

Jika dibandingkan dengan struktur PDB menurut pengeluaran triwulan ketiga 2017, peranan komponen PK-RT meningkat dari 55,73 persen menjadi 56,22 persen di triwulan keempat 2017.

Baca berita lain tentang BPS di Tempo.co.

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

6 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

6 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

6 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya