Subsidi Energi Membengkak 7,7 T, Sri Mulyani: Positif Bagi APBN

Rabu, 3 Januari 2018 08:15 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam paparannya pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 18 Januari 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mencatat subsidi energi yang digelontorkan pada 2017 membengkak Rp 7,7 triliun. Angka tersebut, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, melebihi anggaran yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017.

Sri Mulyani mengatakan anggaran subsidi energi pada APBN Perubahan sebesar Rp 89,9 triliun. "Sementara realisasinya Rp 97,6 triliun atau mencapai 108,7 persen," kata dia di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 2 Januari 2018.

Baca: Sri Mulyani Kritik Perjalanan Dinas Pemda DKI, Ini Kelanjutannya

Sri Mulyani mengatakan pembengkakan subsidi ini disebabkan kenaikan harga minyak mentah dunia yang melebihi perkiraan pemerintah. Pemerintah memproyeksikan harga minyak mentah senilai US$ 48 per barel.

Namun Sri Mulyani menyatakan kenaikan harga minyak mentah itu berdampak positif terhadap APBN, seperti terhadap royalti PNBP. "Dampaknya lebih besar dari melonjaknya anggaran subsidi," katanya.

Advertising
Advertising

Kenaikan pengeluaran untuk subsidi energi juga disebabkan adanya pembayaran untuk kurang bayar subsidi pada tahun lalu yang dibebankan pada tahun ini atau carry over. "Ini kan untuk Pertamina dan PLN yang katanya mengalami tekanan, kami belanjakan lebih tinggi dari APBN Perubahan," ujar Sri Mulyani.

Sebelumnya, pemerintah mencatat penerimaan pajak sepanjang 2017 sebesar Rp 1.339,8 triliun atau 91 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017. Meski begitu, menurut Sri Mulyani, pencapaian pajak tersebut cukup baik karena melampaui besaran yang dibukukan pemerintah pada tahun sebelumnya atau naik 4,3 persen dibanding 2016.

“Apabila kami menghilangkan program pengampunan pajak yang tidak berulang, penerimaan pajak Indonesia tumbuh 12,6 persen,” katanya. "Ini menunjukkan peningkatan yang sangat baik dibanding tahun sebelumnya."

Lebih jauh, Sri Mulyani membandingkannya dengan penerimaan pajak pada tahun-tahun sebelumnya. Pada 2015, penerimaan pajak hanya tumbuh 8,2 persen atau hanya 83,3 persen dari target yang dipatok dalam APBN-P 2015.

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

4 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

4 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya