Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

Rabu, 27 Desember 2017 08:10 WIB

Pertumbuhan Ekonomi 2018 Bergerak ke Level 5,3 Persen

TEMPO.CO, Jakarta - Meski banyak yang pesimistis, tapi tak jarang juga pihak yang yakin ekonomi bakal tumbuh di 2018 dengan ditopang sejumlah sektor industri sebagai motornya. Di tahun Anjing Bumi ini, selain faktor internal seperti kekhawatiran lesunya daya beli dan Pilkada serentak, sentimen dari luar seperti harga minyak dunia yang bergerak naik dan ketidakpastian kebijakan Amerika Serikat

Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menyebutkan, tak hanya sektor finansial tapi seluruh sektor bisnis, termasuk manufaktur secara alamiah bakal mengalami pergeseran (shifting) ke digital. Proses digitalisasi diperlukan demi kelangsungan bisnis manufaktur di tengah persaingan yang semakin maju.

Lana mengatakan, ada dua model digitalisasi yang ada dihadapkan kepada sektor manufaktur. Pertama, yakni proses digitalisasi dan komputerisasi dalam hal permesinan. "Kedua, digitalisasi dalam proses memperluas market place dengan menggandeng e-commerce," ujarnya pada Tempo, Selasa, 26 Desember 2017.

Baca: Pertumbuhan Industri 2018 Ditargetkan Tembus 5,67 Persen

Hal senada disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang menyebutkan revolusi industri keempat atau Industry 4.0 tidak bisa lagi dihindari. Fase ini menuntut agar setiap sektor produksi di industri sudah terintegrasi secara online.

Advertising
Advertising

Untuk itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi hal yang krusial. Sejumlah program strategis telah disiapkan pemerintah, mulai dari memilih sektor unggulan yang bakal kompetitif di marketplace global. “Memang bukan teknologi tinggi, tapi ada hal-hal yang skalanya luar biasa besarnya. Sederhananya saja seperti produk karet, misalnya di pintu dan kaca mobil. Ini skala dunia, jangan bayangkan skala Indonesia," ucap Darmin.

Di bidang keuangan, layanan finansial berbasis teknologi atau fintech yang digeber sejak 2017 diperkirakan bakal terus menggeliat di 2018. Direktur Riset Socio-Economic & Educational Business Institute, Haryo Kuncoro, memperkirakan fintech akan semakin banyak mengambil segmen pasar kredit UKM yang selama ini menjadi penyangga utama pendapatan bank.

Besarnya potensi fintech ini pula yang kemudian membuat perusahaan transportasi berbasis aplikasi Go-Jek memperkuat layanan pembayaran digital Go-Pay pada akhir tahun 2017. Caranya dengan mengakuisisi tiga startup di bidang fintech, yaitu Kartuku, Midtrans, dan Mapan.

Kepala Eksekutif Go-Jek, Nadiem Makarim, mengatakan tiga start-up tersebut telah teruji di industri fintech dan memiliki visi sosial kuat. Dia berniat menggabungkan ketiganya dengan Go-Pay. "Pada 2018 akan menjadi tahunnya Go-Pay," kata Nadiem saat ditemui di Banyuwangi beberapa waktu lalu.

Tahun depan, perusahaan rintisan juga masih bakal kebanjiran modal meski dengan sedikit pergeseran. Startup e-commerce dan e-travel sudah tidak menjadi primadona karena sudah terlalu banyak. "Secara alami, hanya dua-tiga pemain yang akan menjadi pemenang di pasar e-commerce," ujar Mifza Muzayan, Sales Operations & Strategy Lead Google Indonesia.

Sementara hasil survei Google dan A.T. Kearney menyebutkan tahun 2018 adalah bakal didominasi oleh fintech dan industri Adapun Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memprediksi startup atau inisiatif digital yang terjun ke sektor pendidikan punya masa depan cerah pada tahun depan.

Tapi menggerakkan industri ekonomi digital butuh upaya keras karena Indonesia masih kekurangan tenaga terampil teknologi. Dari satu juta populasi, Indonesia hanya menghasilkan 278 teknisi yang terampil teknologi digital. Padahal Malaysia dan Vietnam masing-masing bisa menghasilkan 1.834 dan 1.094 talenta digital dalam populasi yang sama.

Selain itu, dari nilai penjualan Rp 68 triliun e-commerce pada tahun lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, 60 persennya adalah barang impor. Menteri Darmin menyebutkan angka riil barang dalam negeri di e-commerce sangat kecil.

Oleh karena itu, sejumlah pekerjaan rumah berat sektor industri di 2018 cukup nyata. Terlebih jika berpatokan pada target pemerintah menggenjot pertumbuhan industri di level 5,67 persen agar bisa turut mendongkrak pergerakan ekonomi positif 5,4 persen.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | DIAS PRASONGKO | FAJAR PEBRIANTO | IKA NINGTYAS (BANYUWANGI) | SYAFIUL HADI | PUTRI ADITYOWATI | ANDI IBNU

Berita terkait

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

2 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

3 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

3 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

6 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

9 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

15 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya