Dapat Utang 15 T dari Jepang, untuk UGM dan Patimban

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 15 November 2017 16:05 WIB

Kampus UGM,Bulaksumur, Yogyakarta. (ugm.ac.id)

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menandatangani dua naskah perjanjiian pinjaman (loan agreements) senilai 127,215 miliar Yen, setara dengan 1,12 miliar dolar AS atau Rp15,2 triliun. Utang tersebut untuk pengembangan kampus UGM dan Pelabuhan Patimban.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan dan Chief Representative JICA Indonesia Office Naoki Ando yang disaksikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Senior Vice President JICA Shinya Ejima di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu, 15 November 2017.

Baca juga: Utang Indonesia 3.780 T, Sri Mulyani: 62 Persen dari Masyarakat

Kedua naskah perjanjian pinjaman tersebut, yaitu senilai 8,309 miliar Yen atau setara dengan Rp900 miliar untuk pengembangan World Class University with Enterpreneurial Spirit di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan 118,906 miliar Yen atau setara dengan Rp14,3 triliun untuk pembangunan Pelabuhan Patimban Fase I.

"UGM akan memanfaatkan dana pinjaman tersebut untuk membangun 10 'learning centers' di Yogyakarta dalam rangka memperkuat aktivitas pengembangan dan riset, kerja sama dengan lokal dan industri, serta pengembangan sumber daya manusia di UGM. Gedung yang akan dibangun akan dilengkapi dengan peralatan mutakhir untuk kepentingan pendidikan dan riset," kata Sri Mulyani.

Pembiayaan kegiatan tersebut memanfaatkan fasilitas pinjaman lunak tidak mengikat (untied) dari JICA dengan bunga mengambang (floating) sebesar JPY LIBOR + 10 bps per tahun dengan lower cap 0,1 persen dan upper cap 6,521 persen. Masa tenggang pinjaman tersebut selama tujuh tahun dan masa pengembalian 18 tahun sehingga jangka waktu pinjaman adalah 25 tahun.

Advertising
Advertising

Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan memanfaatkan pinjaman tersebut untuk mengembangkan Pelabuhan Patimban di Subang sebagai pelabuhan logistik bertaraf internasional. Pinjaman JICA merupakan pinjaman tahap pertama yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan jalan akses sepanjang 8,1 kilometer, terminal baru, jembatan, dan back-up area pelabuhan.

"Pelabuhan baru Patimban akan menjadi alternatif bagi industri di area sekitarnya yang akan memperkuat aktivitas ekonomi dan jaringan logistik kelautan di wilayah metropolitan Jakarta. Pelabuhan Patimban ditargetkan soft opening pada Maret 2019," ujar Sri Mulyani.

Mengingat pembangunan pelabuhan tersebut akan banyak menggunakan teknologi Jepang, pinjaman untuk kegiatan tersebut memanfaatkan fasilitas Special Terms for Economic Partnership (STEP) dari JICA. Tingkat bunga menggunakan bunga tetap sebesar 0,1 persen per tahun dengan masa tenggang 12 tahun dan masa pembayaran kembali 28 tahun. Dengan demikian, jangka waktu pinjaman adalah 40 tahun.

Pemerintah Jepang telah memberikan bantuan pinjaman lunak kepada Pemerintah Indonesia sejak 1958. Hingga Oktober 2017, Pemerintah Indonesia memiliki 31 pinjaman kegiatan on-going (active loan agreement) yang berasal dari Pemerintah Jepang melalui JICA dengan nilai komitmen 565,75 miliar Yen atau setara dengan Rp69 triliun.

"Kedua utang tersebut menambah besaran nilai komitmen pinjaman kegiatan yang sudah ada dan memberi sinyal semakin kuatnya hubungan baik antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang yang terjalin cukup lama," kata Sri Mulyani.
ANTARA

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

2 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

16 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya