Bappenas: Indonesia Bisa Jadi Negara Maju di 2045

Rabu, 8 November 2017 15:39 WIB

Menteri Bappenas, Bambang Brodjonegoro memberikan sambutan dalam acara Temu Nasabah UlaMM, "Merintis Wirausaha, Membangun UKM" di Balai Sarwono, Jakarta Selatan, 16 Agustus 2017. TEMPO/Alfan Hilmi.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 atau 100 tahun setelah merdeka. Syaratnya, pertumbuhan ekonomi mesti konsisten di kisaran rata-rata 5 persen.

"Kalau bisa konsisten dengan skenario pertumbuhan rata-rata 5 persen, Indonesia bakal naik kelas menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2038 atau 2039,“ katanya dalam sambutannya di acara pembukaan Indonesia Infrastructure Week di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu, 8 November 2017. Menurut dia, saat ini, Indonesia masih masuk kategori emerging country dan negara berpenghasilan menengah ke bawah.

Dengan pertumbuhan yang konsisten di kisaran 5 persen, dia memprediksi pendapatan negara bisa mencapai US$ 20 ribu per kapita. Saat ini, pendapatan Indonesia masih di kisaran US$ 3.600-3.700 per kapita.

"Tantangannya, bisa enggak mempertahankan 5 persen per tahun?" ujarnya. Untuk bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi itu, kata dia, tantangan juga datang dari kondisi ekonomi global dan domestik. Menurut Bambang, pada era Orde Baru, Indonesia sempat mengalami pertumbuhan ekonomi di kisaran 7 persen, kemudian melemah ke kisaran 5 persen pascareformasi.

Karena itu, Bambang mengatakan perlunya terobosan dan upaya baru dalam mengupayakan pertumbuhan ekonomi itu. "Enggak bisa business as usual," ucapnya. Hal yang perlu dikejar di antaranya membuka pasar, meningkatkan kualitas teknologi dan sumber daya manusia, serta menghidupkan manufaktur.

Bambang menggarisbawahi pembangunan infrastruktur sebagai modal untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Apabila dilihat semua aspek dari segi suplai, ada kendala di suplai, salah satunya sektor infrastruktur," tuturnya.

Pada 2012, stok infrastruktur Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) baru mencapai 38 persen. Bila dibandingkan dengan negara berkembang lain, Indonesia tertinggal jauh dari India yang mencapai 58 persen, Tiongkok 76 persen, Polandia 80 persen, dan Afrika Selatan 87 persen. Adapun sebagai negara maju, Jepang memiliki stok infrastruktur dibanding PDB mencapai 178 persen.

"Sementara kita bukan dalam proses naik, malah turun. Tahun 1995, rasio stok kita 49 persen, sekarang malah tinggal 38 persen. Jadi kita mesti bersiap. Bangun infrastruktur bukan pilihan, tapi keharusan," kata Kepala Bappenas.

Berbicara mengenai efek pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi, kata dia, akan berujung pada naiknya pertumbuhan ekonomi. Naiknya pertumbuhan ekonomi, menurut dia, akan meningkatkan produktivitas nasional secara baik, seperti berkurangnya biaya material, naiknya penyerapan tenaga kerja, dan efek berantai lain.

Berdasarkan simulasi yang dilakukan pada 2017, investasi Rp 126,8 triliun akan menciptakan nilai tambah sampai RP 146,9 miliar dan memberi kontribusi ke pertumbuhan ekonomi 1,06 persen. "Di 2018, dengan investasi Rp 157,8 triliun, bisa berkontribusi ke pertumbuhan ekonomi sebesar 1,28 persen," ujarnya.

Namun, untuk soal pembiayaan, kata Bambang, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hanya sanggup menanggung 41,3 persen, sementara badan usaha milik negara 22,2 persen. Jadi masih ada gap yang belum terisi 36,5 persen. Kekosongan itu diharapkan diisi pihak swasta. "Kami berusaha memfasilitasi, baik melalui PPP (public private partnership) dan PINA (pembiayaan investasi non-anggaran pemerintah)," ucapnya.

Berita terkait

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

3 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

4 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

16 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

26 hari lalu

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.

Baca Selengkapnya

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

35 hari lalu

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

Rasio pajak bisa naik jika stabilitas ekonomi terjaga. Sebab penyumbang penerimaan terbesar masih pajak badan dari dunia usaha.

Baca Selengkapnya