Pengesahan APBN 2018 Belum Mampu Buat Rupiah Menguat

Kamis, 26 Oktober 2017 10:45 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Rupiah Indonesia pada 15 Desember merosot ke tingkat terendah terhadap dolar sejak krisis keuangan Asia 16 tahun yang lalu, karena pasar negara berkembang terpukul seiring kemajuan perbaikan ekonomi Amerika Serikat. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Securitas, Reza Priyambada, mengatakan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 oleh pemerintah kemarin belum mampu membuat kurs rupiah menguat. "Pada kenyataannya, laju rupiah cenderung berbalik melemah meski terdapat sejumlah sentimen positif dari dalam negeri," ucap Reza Priyambada, Kamis, 26 Oktober 2017.

Reza memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran support 13.583 dan resisten Rp 13.519 per dolar Amerika Serikat. "Tentunya berbagai sentimen akan mempengaruhi laju rupiah," ujarnya.

Baca: 5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

Meski diharapkan pelemahan dapat lebih terbatas, tutur Reza, harapan akan terjadinya penguatan mulai sirna. "Sehingga dikhawatirkan akan terjadi pelemahan lanjutan."

Menurut situs resmi Bank Indonesia, kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika tercatat Rp 13.570 per dolar Amerika pada 25 Oktober 2017. Angka itu naik Rp 41 dibanding hari sebelumnya sebesar Rp 13.529 per dolar Amerika.

Advertising
Advertising

Reza melihat, setelah menguat, laju rupiah berbalik turun. Menurut Reza, kondisi ini jelas berbeda dengan IHSG yang merespons positif sejumlah sentimen. "Tampaknya rupiah lebih merespons pergerakan USD yang terapresiasi dibanding sentimen positif dari dalam negeri," katanya.

Menurut Reza, laju dolar Amerika menguat seiring dengan adanya pemberitaan Partai Republik Amerika yang lebih memilih John Taylor dibanding Jerome Powell menjadi kandidat pengganti Janet Yellen sebagai Gubernur The Fed. Taylor dipilih karena dianggap akan lebih agresif dalam menaikkan tingkat suku bunga The Fed.

Berita terkait

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

13 jam lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

14 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

1 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

Masih sangat berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah produsen mobil menerapkan strategi khusus dalam menjual produknya.

Baca Selengkapnya

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

2 hari lalu

16 PSN Baru akan Diteruskan Prabowo, Sektor Apa yang Mendominasi?

Pemerintah menetapkan 16 PSN baru pada 2024 yang akan diteruskan pemerintahan Prabowo-Gibran. Sektor apa yang akan mendominasi?

Baca Selengkapnya

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

2 hari lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

2 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

3 hari lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya