TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Johny Liano menyambut baik kabar penurunan bea masuk impor sapi indukan hingga nol persen. Menurut dia, insentif bea masuk merupakan upaya pemerintah dalam memperkecil pasokan daging impor di Indonesia.
"Pemerintah sedang berupaya untuk menambah populasi dalam negeri," kata Johny ketika dihubungi, Jumat sore, 11 Juli 2014.
Johny berharap pemerintah segera merumuskan regulasi bea masuk itu. Sebab, kata Johny, jika regulasi segera dipatenkan, tujuan pemerintah dalam mengurangi impor sapi dapat terealisasi dalam waktu lima tahun. "Agar tujuan itu tercapai, pemerintah mesti menambah populasi sapi sebanyak satu juta ekor per tahun," ujarnya. (Baca: Menteri Lutfi Ingin Harga Daging Sapi Rp 85 Ribu)
Ihwal rencana menggratiskan bea masuk, menurut Johny, tidak akan mempengaruhi harga daging sapi selama Ramadan tahun ini. Sebab, produsen memerlukan waktu sekitar tiga tahun untuk menjual sapi siap potong. "Jika mengimpor sapi dalam keadaan hamil, pemerintah mesti menunggu sembilan bulan untuk proses melahirkan," katanya. Setelah itu, sapi mesti berusia 2 tahun untuk layak potong. (Baca: Jelang Bulan Puasa, Harga Daging Sapi Turun)
Selain dengan insentif bea masuk, Johny melanjutkan, pemerintah pun mesti mengupayakan Sistem Integrasi Sawit-Sapi (SISS). Dengan sistem tersebut, kotoran sapi bisa digunakan sebagai pupuk kompos atau pengganti pupuk organik. Sedangkan limbah perkebunan, seperti daun dan ranting beserta gulma yang berada di sekitar pepohonan, dapat menjadi pakan ternak.
Johny menjelaskan sistem tersebut menghemat biaya produksi hingga 50 persen. Jika tidak diintegrasikan, biaya produksi satu ekor sapi mencapai Rp 7 juta. Upaya tersebut dapat meningkatkan daya saing daging sapi lokal di pasaran karena harga jualnya yang lebih murah. (Baca: Harga Daging Sapi Merangkak Naik)
Sebelumnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengharapkan penurunan bea masuk impor sapi indukan hingga nol persen. Alasannya, pembebasan pajak masuk impor ini dapat mendorong investasi dalam bidang peternakan sebagai dukungan swasembada daging sapi.
PERSIANA GALIH
TERPOPULER
Pro-Prabowo, Saham MNC dan Viva Group Rontok
Dukungan Habib Lutfi Tak Dongkrak Suara Prabowo
Serangan Israel ke Palestina, Dunia Terbelah