TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina mengimpor 600 ribu barel bahan bakar minyak (BBM) per hari untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Hal ini diungkapkan Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution Pertamina, Suhartoko, di Jakarta, Rabu, 2 Juli 2014.
Menurut Suhartoko, kebutuhan BBM di dalam negeri mencapai 1,5 juta barel per hari. Di lain pihak, produksi dalam negeri hanya 900 ribu barel per hari. "Sisanya yang 600 ribu ini kalau tidak impor ya darimana lagi," kata Suhartoko.
Menurut Suhartoko, impor BBM itu dari sejumlah negara, di antaranya Malaysia, Korea Selatan, Kuwait, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. "Total impor sepanjang 2013 dari negara-negara tersebut mencapai 15 juta ton untuk BBM," kata dia.
Namun, Suhartoko menyatakan bahwa dia tidak mengingat dengan jelas nama-nama perusahaan internasional yang ikut impor BBM untuk Pertamina. "Kalau masalah itu, hubungi Iskandar saja," kata dia. Iskandar yang dimaksud adalah Muhammad Iskandar, Vice President Fuel Retail Pertamina.
Dari pantauan Tempo di website Badan Pusat Statistik (BPS), BPS mencatat pada Mei 2014 impor minyak mentah sebesar US$ 228,8 juta. Sedangkan impor hasil minyak dan gas masing-masing sebesar US$ 176,0 juta dan US$ 38,9 juta. (Baca juga:Empat Tahun, Impor BBM Bengkak 43 Persen)
Sedangkan pada 2013, BPS mencatat Indonesia mengimpor BBM dari negara-negara berikut:
Malaysia, sebesar 6,7 juta ton dengan niai US$ 6,4 miliar.
Korea Selatan, sebesar 2,7 juta ton dengan nilai US$ 2,53 miliar
Kuwait, sebesar 1,07 juta ton dengan nilai US$ 906 juta
Arab Saudi, sebesar 735 ribu ton dengan nilai US$ 709 juta
Qatar, sebesar 562 ribu ton dengan nilai US$ 538 juta
Uni Emirat Arab, sebesar 371 ribu ton dengan nilai US$ 367 juta
INDRI MAULIDAR